Posisi Jubir Dihapus
JAKARTA – Tertutup sudah kemungkinan adanya juru bicara (jubir) presiden di pemerintahan Joko Widodo ( Jokowi). Posisi yang biasa mewakili suara istana itu dipastikan dihapus. Presiden Jokowi lebih ingin seluruh menteri bertindak sekaligus sebagai jubir.
Teten Masduki yang mewakili Tim Komunikasi Presiden menjelaskan, kepala negara berharap segala informasi ke masyarakat benar-benar bisa disampaikan secara terperinci. Sebab, sebagai pihak yang menangani masalah dan isu tertentu dalam tugas sehari-hari, para menteri tersebut tentu lebih menguasai. ”Jadi, karenanya, para menteri yang menjadi jubir pemerintah,” tegas Teten di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta kemarin (21/8).
Pada awal 2015 Sekretariat Negara sempat punya daftar panjang sejumlah nama kandidat jubir presiden. Ketika itu kementerian yang dikomandani Pratikno tersebut juga membuka ruang bagi pihak-pihak untuk memberikan masukan. Nama mantan Jubir KPK Johan Budi termasuk yang disebut-sebut dalam daftar.
Wacana memunculkan jubir itu kembali muncul setelah reshuffle kabinet yang dilakukan presiden 12 Agustus lalu. Agenda memperbaiki koordinasi kabinet, termasuk yang berkaitan dengan informasi ke publik, menjadi dasar pertimbangan.
Teten menambahkan, Tim Komunikasi Presiden yang ikut digawanginya juga bukan jubir. ”Bukan, tim ini beda dengan jubir. Enggak ada jubir,” katanya lagi. Juru bicara presiden mulai dikenal pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Posisi itu kian strategis pada periode pertama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (dyn/c9/sof)