Jawa Pos

Tuntaskan Trip Kedua, Tak Sabar Tahun Depan

Terbentukn­ya grup ini berawal dari pertemanan istri saya dengan teman marketing- nya di salah satu bank di Surabaya. Kami berjumlah 13 orang dan dimulai dengan acara makan-makan setiap bulan.

-

BERJALAN beberapa bulan, entah siapa yang memulai, hingga akhirnya tercetus ide menamai grup ini Lalilulelo. Tak hanya kumpul untuk makan, tapi kami juga bersepakat melakukan traveling bersamasam­a ke luar negeri setahun sekali.

Perjalanan pertama kami berlangsun­g pada 1–4 Mei 2014 ke Malaysia dan Singapura. Kami berkelilin­g ke Kuala Lumpur, Johor Bahru, Melaka, dan Singapura. Harga tiket pergi-pulang yang kami dapat sangat murah, yakni hanya Rp 300 ribu per orang. Tergolong supermurah, apalagi jika mengingat saat itu akhir pekan.

Beberapa anggota grup bersemanga­t menyusun rute, memesan tiket, dan hotel sehingga perjalanan kami berjalan lancar. Semua rute terjadwal dengan baik. Kami dapat berkelilin­g Kuala Lumpur dan Singapura. Masing-masing hanya perlu waktu sehari. Paling berkesan adalah Melaka yang merupakan kota tua di Malaysia.

Kota itu memiliki ciri khas bangunanba­ngunan kuno yang dicat merah. Gereja Merah atau Gereja Reformasi Belanda, salah satunya. Kami menghabisk­an malam minggu di sana dengan mengunjung­i Jonker Street yang sangat terkenal dengan pasar malam. Kami menjumpai orang berjualan baju, tas, aksesori perempuan, suvenir, hingga makanan dan minuman. Tak lupa, kami mencoba becakbecak yang dihiasi sangat meriah.

Untuk 2015, kami menetapkan Hongkong dan Makau sebagai destinasi liburan bersama. Karena itu, sejak pulang dari trip pertama tersebut, beberapa di antara kami antusias dan mencari tiket promo.

Pada Juni 2014, kami mendapat tiket promo yang murah dengan tujuan Surabaya ke Macau untuk 13–19 Mei 2015. Harga tiket pesawat ke Makau atau Hongkong biasanya yang termurah mencapai Rp 3 juta–Rp 4 jutaan. Namun, harga tiket yang kami dapat hanya Rp 2,7 jutaan per orang. Kami membelinya untuk 10 orang, tapi dengan jam keberangka­tan yang bedabeda. Sebab, promonya hanya berlaku bagi beberapa orang setiap penerbanga­n.

Setiba di Makau, kami sudah takjub dengan kotanya lantaran banyak dijumpai hotel megah. Kami juga menaiki bus hotel dengan gratis untuk rute ke beberapa tempat. Makau memiliki banyak tempat kasino dan semua tak pernah sepi. Tak lupa, kami menikmati Margaret egg tart yang terkenal. Selanjutny­a, kami menuju Gereja St Paul. Di sepanjang jalan menuju gereja tersebut, kami mampir ke toko-toko untuk membeli oleh-oleh.

Selanjutny­a, kami menuju ke Hongkong. Keindahan kota itu tak kalah oleh Makau. Kami pergi ke Victoria Peak pada malam hari untuk melihat pemandanga­n Hongkong dari ketinggian 552 meter di atas permukaan laut.

Selain itu, kami bermain di Ocean Park selama satu hari penuh. Kami pun menaiki kereta gantung Ngong Ping yang bisa terisi maksimal 10 orang dan memakan waktu sekitar 45 menit sekali jalan.

Pengalaman yang tak terlupakan karena kami bisa bersama-sama keliling keluar negeri. Tak sabar menanti perjalanan ketiga tahun depan. Mau ke mana lagi? Ehmm, kami masih belum memutuskan. Yang pasti, harus pergi hehe..(*/ c14/ayi)

 ??  ?? KETAGIHAN: Merasakan asyiknya bepergian ramai-ramai, Lalilulelo mengunjung­i Makau dan Hongkong pada Mei 2015.
KETAGIHAN: Merasakan asyiknya bepergian ramai-ramai, Lalilulelo mengunjung­i Makau dan Hongkong pada Mei 2015.
 ?? GAMALIEL GANATTA FOR JAWA POS ?? SERUNYA KEBERSAMAA­N: Grup Lalilulelo di Melaka, Malaysia. Ini merupakan debut perjalanan mereka pada Mei 2014.
GAMALIEL GANATTA FOR JAWA POS SERUNYA KEBERSAMAA­N: Grup Lalilulelo di Melaka, Malaysia. Ini merupakan debut perjalanan mereka pada Mei 2014.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia