Jawa Pos

Tiga Kali Tes Audiens

Joko Anwar sebelum Produksi A Copy of My Mind

-

JAKARTA – Film karya sutradara Joko Anwar dikenal segmented. Tetapi, filmfilm tersebut seringkali mendapat penghargaa­n internasio­nal. Sebut saja, Bucheon Award dalam ajang Network of Asian Fantastic Festival 2012 yang diraih Modus Anomali. Karya Joko itu juga sempat mengikuti ajang Busan Internatio­nal Film Festival pada tahun yang sama.

Joko kini hadir dengan film terbarunya, A Copy of My Mind, yang bisa disebut sebagai alat untuk PDKT alias pendekatan dengan audiens di Indonesia. Joko memastikan film yang dibintangi Chicco Jerikho dan Tara Basro itu bisa diterima semua kalangan.

Untuk memastikan film tersebut prospektif di pasar, Joko melakukan test audience. ’’Sebelum filmnya di- lock, kita undang orang-orang untuk tes audiens. Sampai tiga kali tesnya. Hasilnya, film bisa dicerna siapa pun,’’ kata Joko kepada wartawan saat ditemui di Plaza Indonesia XXI Lounge kemarin (21/8).

Selain itu, dia menuturkan bahwa cerita yang diangkat dalam film yang akan tayang di Indonesia pada Februari 2016 tersebut sangat ringan. Sebab, itu merupakan potret kehidupan sehari-hari. Ceritanya makin mudah dipahami karena dia menghadirk­an setting, waktu, dan tempat yang familier. Yakni, Jakarta pada 2015.

Hal tersebut jauh berbeda dengan filmfilm sebelumnya yang nya dibuat blur. Hadirnya setting, waktu, dan tempat itu akan membuat audiens memahami yang terjadi di tempat tersebut kala itu. Joko menyebutny­a sebagai time capsule alias kapsul waktu yang menyimpan gambaran kota Jakarta pada 2015.

’’Ketika kita buka time capsule- nya pada tahun-tahun nanti, kita tahu yang terjadi pada 2015. Pasar Benhil (Bendungan Hilir, Red), misalnya. Kami sempat melakukan syuting di sana. Bulan lalu, pasar itu sudah tutup. Tapi, kita punya dokumentas­inya,’’ jelas kelahiran Medan, 3 Januari 1976 tersebut.

mengisahka­n perjalanan cinta pekerja salon murah yang diperankan Tara Basro dan seorang laki-laki pembuat alih bahasa untuk DVD bajakan yang diperankan Chicco di Jakarta. Namun, pasangan itu tidak sengaja harus berurusan dengan dunia politik yang mengancam hubungan mereka.

Seperti film-film sebelumnya, film ini membutuhka­n proses kreatif cukup lama. Ide cerita muncul sekitar 2010, namun baru berhasil dieksekusi pada 2014. ’’Film saya yang lain juga begitu. Ide awal Janji Joni itu ada sejak 1996. Tapi, filmnya baru beres 2005. Setiap ada ide cerita, aku biasanya membiarkan­nya selama 4–5 tahun di kepala sebelum jadi film,’’ tuturnya.

Sebelum tayang di Indonesia, film produksi Lo-Fi Flicks dan CJ Entertainm­ent tersebut akan premier di dua festival film internasio­nal. Yakni, Venice Film Festival dan Toronto Internatio­nal Film Festival (TIFF) pada awal September mendatang. (and/c20/jan)

 ?? FEDRIK TARIGAN/JAWA POS ?? KE FESTIVAL: Joko Anwar (tengah) dan
Tara Basro (kanan) dalam
konferensi pers di Plaza
Indonesia XXI Lounge,
Jakarta, kemarin (21/8).
A Copy of My Mind
FEDRIK TARIGAN/JAWA POS KE FESTIVAL: Joko Anwar (tengah) dan Tara Basro (kanan) dalam konferensi pers di Plaza Indonesia XXI Lounge, Jakarta, kemarin (21/8). A Copy of My Mind

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia