Jembatan Kenjeran Tambah Pekerja
SURABAYA – Proyek pembangunnan Jembatan Kenjeran terus dikebut. Tahun ini jembatan tersebut dijadwalkan rampung dan bisa digunakan. Sayangnya, hingga kemarin pengerjaannya belum mencapai 50 persen. Pihak pelaksana proyek pun berusaha menambah jumlah pekerja untuk menyusul ketertinggalan.
Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya Tri Drastolaksono menyatakan, penambahan jumlah pekerja sengaja dilakukan untuk mempercepat proses pembangunan. Sebelumnya, dalam satu regu, terdapat sembilan pekerja
Namun, saat ini jumlahnya ditambah menjadi 20 orang. ’’Mereka mengerjakan tugas secara paralel. Satu regu punya tugas masing-masing,’’ ungkapnya kemarin (21/8).
Dia menjelaskan, banyak item yang harus dikerjakan. Yakni, tidak hanya jembatan itu, tetapi juga aksesorinya. Saat ini proses pengerjaan fisik jembatan tersebut baru mencapai 44,179 persen. Karena itu, jumlah pekerja harus ditambah. ’’Sesuai dengan sisa waktu, pekerja harus ditambah. Jadi, totalnya, ada 300 pekerja di sana,’’ ujarnya.
Sebelumnya, memang terjadi perpindahan kewenangan dalam pengerjaan proyek Jembatan Kenjeran. Saat ini proyek tersebut tidak lagi dipegang Hutama Karya Jakarta, melainkan diserahkan ke kantor wilayah karena ada perubahan struktural di dalam perusahaan. Dengan demikian, jadwal pengerjaan diprogram ulang. ’’Nanti juga dibuatkan kontrak amandemen karena perpindahan kewenangan ini,’’ tuturnya.
Terkait dengan keterlambatan proses pengerjaan, dia tidak mau menyalahkan siapa pun. Saat ini yang terpenting adalah bisa menyelesaikan jembatan 100 persen pada akhir tahun ini. Terlambatnya proses pengerjaan disebabkan oleh pabrik. Menurut dia, saat ini beton belum bisa diangkat dari pabrik karena belum memenuhi umur ketahanan. Jika dipaksa diambil sebelum waktunya, beton bisa cepat rusak.
Selain itu, jembatan itu bisa menjadi potensi wisata yang cukup menjanjikan. Sebab, lokasinya berada di pinggir laut. Anjungan bisa digunakan oleh nelayan untuk memancing. Nantinya, juga terdapat unit pelayanan terpadu daerah (UPTD). ’’Sehingga bisa mendatangkan keuntungan yang bisa menambah PAD (pendapatan asli daerah, Red),’’ kata Ketua Komisi C Bidang Pembangunan Syaifudin Zuhri.
Sementara itu, Dedy Purwoko, site engineer proyek tersebut, mengamini bahwa pembangunan Jembatan Kenjeran dilakukan secara simultan. ’’Pembangunan terus kami kebut dan dikerjakan semua. Pemasangan balok girder sudah lima bentang. Pengecoran pile slab di sisi utara sudah dikerjakan. Air mancurnya juga kurang dindingnya saja,’’ ucap Dedy. Balok girder yang dipasang seharusnya berjumlah 16 bentang.
Dia mengungkapkan, proses pembangunan anjungan di tengah jembatan desain belly tersebut juga terus dilakukan. Jembatan dengan desain seperti itu akan memudahkan perahu nelayan untuk tetap bisa melintas di bawahnya. ’’Anjungan sampai pada tahap balok beton. Saat ini kami juga sedang membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) dan plaza,’’ terangnya sambil menunjukkan desain megaproyek senilai Rp 209 miliar tersebut. (ant/aya/c20/fat)