Jawa Pos

Hindari Meninggal Mendadak, Kenali Gangguan Irama Jantung

-

GRESIK – Hadir sebagai komplikasi dari banyak penyakit, gangguan irama jantung atau aritmia kerap memicu penderitan­ya meninggal secara mendadak. Jantung berdetak lebih cepat, melambat, bahkan berhenti sementara, lalu berdetak lagi.

Dokter Vitia Tandy menyatakan, penderita penyakit jantung koroner (PJK) yang meninggal mendadak sering diyakini terkena serangan jantung. Orang menyebutny­a begitu. ’’Istilahnya aritmia, yaitu irama detak jantung yang menyimpang dari normal,’’ ujar alumnus Universita­s Airlangga itu.

Penyebab aritmia bermacamma­cam. Pada bayi, penyebabny­a biasanya tidak diketahui atau idiopatik. Aritmia juga sering ’’menemani’’ penyakit lain. Misalnya, anemia, demam, atau dehidrasi.

Bisa juga terjadi saat seseorang berada dalam kondisi tertentu. Contohnya, ketika takut, cemas, resah, atau khawatir. Kondisi tersebut bisa memicu gangguan irama jantung. Jadi, semua orang sejatinya pernah mengalami aritmia, namun ringan.

Aritmia berat biasanya timbul pada seseorang yang menderita penyakit jantung. Bisa PJK, gagal jantung, gangguan katup jantung, infeksi jantung, serta jika telah dilakukan tindakan pada jantung.

Gejala penyakit itu, antara lain, rasa berdebar-debar pada jantung atau dada sebelah kiri. Ada pula yang mengaku jantungnya serasa berhenti, lalu melompat, ditambah rasa pusing, lemas, dan mudah lelah. Juga, penurunan kesadaran hingga pingsan.

Menurut dokter berusia 24 tahun itu, aritmia tidak bisa secara langsung dicegah. Memang, faktor pemicunya banyak sekali. Selain itu, aritmia ternyata bisa memicu penyakit baru. Stroke salah satunya. ’’Yang dicegah pemicu-pemicunya penyakit-penyakit (di jantung) itu tadi,’’ kata dokter yang praktik di salah satu rumah sakit kawasan Randuagung tersebut.

Dokter Vitia juga mengingatk­an agar tidak merokok dan terlalu sering mengonsums­i makanan asin. Cukup berolahrag­a dan mampu mengelola stres. Aritmia sembuh jika penyakit pemicunya sembuh. Untuk pengobatan­nya, aritmia yang terlalu berat hingga detak jantung terlalu cepat, bahkan kacau dan berhenti bisa diberi kejut listrik dan pijat jantung. ’’Jika masih ringan, bisa minum obat dan injeksi saja,’’ jelasnya. (ndi/c15/roz)

 ?? ANDINA/JAWA POS ?? JAGA JANTUNG: Vitia Tandy.
ANDINA/JAWA POS JAGA JANTUNG: Vitia Tandy.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia