Jadi Relawan agar Tidak Jatuh Korban
Realisasi Pintu Lintasan Kereta Api Molor Lagi
GRESIK – Siapa pejabat yang bisa dipercaya ribuan warga Kecamatan Duduksempeyan ini? Janji-janji dinas perhubungan untuk membangun lintasan kereta api tidak kunjung terealisasi. Warga Desa Setrohadi, Tambakrejo, dan Tumapel cemas. Keselamatan keluarga mereka terancam.
Zainul, warga Desa Tumapel, mengaku sudah tidak ingat lagi jumlah korban yang tertabrak kereta di desanya. Kecelakaan terakhir, ingat dia, terjadi pada Juli lalu. Saat itu ada mobil yang tertabrak kereta hingga terlempar ke sungai.
Lelaki 48 tahun itu prihatin. Dia memutuskan menjadi relawan untuk menjaga lintasan tersebut. Itu dilakukan di sela-sela pekerjaannya sebagai tukang ojek. ’’Kami tidak ingin ada korban lagi,’’ katanya kemarin (21/8).
Menurut dia, selalu ada korban jika kereta menabrak orang atau kendaraan. Warga yang melintasi rel tidak tahu bahwa ada kereta yang lewat. Kondisi sekarang makin berbahaya. Sebab, frekuensi kereta yang melintasi rute Jakarta–Surabaya dan sebaliknya tersebut bertambah setelah jalur ganda ( double track) dioperasikan.
Warga Setrohadi, Tambakrejo, dan Tumapel sudah berkali-kali berdemo agar pintu lintasan dibangun. Beberapa kali pula mereka mendapat janji. Mulai Januari, Juni, hingga Agustus 2015, belum ada buktinya. Tiga palang pintu di desa tersebut tidak juga terbangun. Alasannya macam-macam. Dulu, dikatakan, proyek pengadaan palang pintu masih dilelang. Sekarang dalihnya beda lagi.
Kepala Bidang Komunikasi Informasi Hubungan Darat dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan Gresik Manuntun Sianturi menyatakan, pembangunan pintu lintasan itu molor karena ada pergantian pejabat di Dishub Jatim. ’’Tapi, kami terus berusaha menagih. Semoga bulan ini bisa teralisasi,’’ ujarnya. (yad/c20/roz)