Calon Haji Harus Pandai Simpan Tenaga
Serangan Jantung Penyebab Utama Kematian di Madinah
MADINAH – Ibadah haji memiliki banyak rukun (syarat wajib) dan butuh waktu lama untuk menunaikannya. Karena itu, calon jamaah haji (CJH) harus pandai-pandai mengatur tenaga agar tetap fit sampai pulang ke tanah air.
Pesan itu disampaikan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Nasrullah Jasam seiring dengan semakin banyaknya CJH yang tiba di Madinah kemarin (27/8). Dia selalu mengingatkan CJH untuk menyimpan tenaga mereka setelah melaksanakan salat arbain di Masjid Nabawi. ’’Sebab, pelaksanaan ibadah haji masih sangat panjang,’’ ujarnya kepada Jawa Pos kemarin
Arbain merupakan ibadah sunah, sedangkan ibadah wajib akan dilaksanakan di Makkah. ”Masih ada umrah, wukuf, lempar jumrah, dan lainnya yang memerlukan stamina prima,” tegasnya.
Karena itu, dia meminta kepada jamaah untuk tidak memaksakan diri sehingga kelelahan sebelum meninggalkan Madinah. Apalagi perjalanan Madinah–Makkah sepanjang 450 km membutuhkan waktu 6 jam. ”Setelah itu, pelaksanaan ibadah haji makin padat hingga wukuf pada 22 September mendatang,” jelasnya.
Nasrullah memastikan bahwa seluruh CJH mendapatkan hak mereka untuk melaksanakan salat arbain di Masjid Nabawi. ”Memang, dalam praktiknya, ada beberapa yang menunaikan arbain sampai berlebih. Ada yang 41 rakaat dan ada yang 42 rakaat. Untuk yang lebih seperti itu, sebaiknya beristirahat dulu di hotel,” katanya.
Dia juga menyarankan agar para jamaah yang telah tiba di Makkah menghemat energi untuk persiapan ibadah umrah haji. ”Apalagi nanti menyongsong 8 Zulhijah, jamaah bergerak ke Arafah, lalu ke Muzdalifah. Setelah di Mina, ada lagi ibadah tawaf ifadah, sai, dan tawaf wada. Masih banyak ibadah haji yang memerlukan banyak tenaga,” tambahnya.
Penyakit Jantung Peringatan untuk selalu menjaga kesehatan sebaiknya tidak disepelekan. Buktinya, lagi-lagi CJH embarkasi Surabaya meninggal karena serangan jantung. Masri bin Djimun Kasan, 63, perempuan asal Madiun, meninggal di pemondokan. Masri merupakan jamaah keempat yang meninggal di Madinah.
Dari certificate of dead (COD) yang ditandatangani dr Indah Pidarti, tercatat bahwa Masri meninggal Rabu (26/8) pukul 20.45 atau Kamis pukul 00.45 (WIB). Perempuan yang menginap di Riyadh Hotel tersebut datang di Madinah 22 Agustus lalu. Almarhumah beralamat di Jalan Caturjaya III/27, Madiun.
Seorang lagi, Azwardy, 64, juga meninggal karena serangan jantung. Jamaah kloter 1 dari Padang itu meninggal kemarin pukul 09.55 atau pukul 13.55 WIB di penginapan Tabassalam.
Berdasar COD yang ditandatangani dr Dini Andri Utami, almarhum sebelumnya menderita hipertensi dan diabetes melitus. Dengan demikian, total ada lima jamaah yang meninggal sebelum ke Makkah. Mereka dimakamkan di pemakaman Al Baqi, Madinah. Hingga kini, jamaah yang sudah tiba di Madinah mencapai 27.889 orang dari 68 kloter. Kloter yang akan tiba di Madinah sekitar 185 kloter.
Mengapa penyakit jantung menjadi penyebab meninggalnya sebagian besar CJH? Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah M. Faishal Riza SpJP yang bertugas di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Madinah menjelaskan, ada penyakit faktor risiko yang diderita jamaah sehingga akhirnya terserang jantung. ”Yaitu, diabetes melitus dan hipertensi,” jelasnya.
Dua penyakit tersebut bisa bermanifestasi menjadi penyakit jantung. Fungsi jantung terganggu sehingga dada sesak dan nyeri.
Menurut spesialis jantung RSUD Soewandhie Surabaya itu, di BPHI ada empat jamaah risti. Satu menderita jantung koroner dan tiga lainnya terindikasi kena serangan jantung. Dia mengingatkan, jamaah yang memiliki gejala sakit jantung di tanah air harus benar-benar menuruti anjuran dokter. Pertama, mereka harus meminum obatnya. Memang, obat jantung memicu buang air kecil sehingga banyak pasien yang malas minum obat. ”Mereka baru minum obat jika merasa pusing dan sesak,” ungkapnya.
Jamah juga harus sering minum air putih, tetapi tidak boleh berlebihan. ”Minum berlebihan akan membuat kerja jantung lebih berat,” tuturnya.
Selain itu, jamaah yang memiliki penyakit jantung dari tanah air disarankan untuk tidak berlebihan beraktivitas di luar karena panas menyengat. ”Sebaiknya ibadah semampunya saja. Jaga kesehatan untuk ibadah di Makkah,” tegasnya.
Menurut Faishal , jamaah yang merasa sesak dan nyeri dada sebaiknya langsung memanggil dokter kloter. ”Jika tidak tertangani, baru dibawa ke sini,” ujarnya.
Faishal menegaskan, jamaah yang sakit jantungnya belum terdeteksi di tanah air harus waspada jika merasa lelah, kaki bengkak, dan sesak napas. Apalagi jika gejala tersebut tidak hilang, meski sudah dibuat beristirahat. Mereka yang lanjut usia juga rentan terkena serangan jantung. ”Yaitu, laki-laki berusia lebih dari 55 tahun dan perempuan lebih dari 65 tahun,” tuturnya. (end/c5)