Kemenlu Hanya Bisa Menerima
Usulan Dubes Hak Prerogatif Presiden
JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak bisa apa-apa menanggapi masuknya nama-nama berlatar belakang politikus dalam daftar calon duta besar (Dubes). Di antara 33 nama calon Dubes yang diusulkan Presiden Joko Widodo kepada DPR, delapan orang membawa embelembel partai.
Mereka adalah Safira Machrusah (PKB) yang disiapkan untuk Dubes Aljazair, Husnan Bey Fanani (PPP) untuk Azerbaijan, Helmy Fauzi (PDIP) untuk Mesir, M. Basri Sidehabi (Golkar) untuk Qatar, Budhi Santoso (PKPI) untuk Panama, Amelia Achmad Yani (Hanura) untuk Bosnia, Diennaryati Tjokrosuprihatno (Nasdem) untuk Ekuador, dan Alexander Litaay (PDIP) untuk Kroasia.
Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan, dokumen pengajuan Dubes datang dari kantor presiden dan bersifat rahasia. Karena itu, pihaknya tidak mungkin mengutak-atik penentuan kepala perwakilan tersebut. ’’Sebagai profesional, saya sama sekali tidak memberikan komentar,’’ ungkapnya.
Menurut dia, pengajuan namanama calon Dubes dari berbagai latar belakang itu sah-sah saja. Sebab, penunjukan duta besar RI untuk negara lain merupakan murni hak presiden. ’’Itu adalah hak prerogatif presiden,’’ katanya.
Di sisi lain, partai yang kadernya dicalonkan sebagai Dubes langsung mendukung langkah presiden. Sekretaris Fraksi Hanura Dossy Iskandar Prasetyo menyatakan, masuknya nama Amelia Achmad Yani sebagai calon Dubes
PDI Perjuangan diminta mengirim tiga (nama), kami kirim dua. Kan itu bagus.”
Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP
diawali permintaan langsung Presiden Joko Widodo. Presiden meminta Hanura mengirimkan satu nama untuk menjadi calon Dubes di Bosnia Herzegovina.
”Kami merekomendasikan Ibu Amelia karena beliau punya pengalaman cukup banyak,” kata Dossy kemarin (27/8). Menurut Dossy, sekalipun bukan diplomat, Amelia yang juga putri Jenderal TNI Ahmad Yani memiliki pergaulan yang luas. Amelia selama ini dekat dengan berbagai diplomat di Indonesia. ”Karena memiliki pergaulan politik internasional, kami melihat Ibu Amelia memadai,” kata Dossy.
Secara terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, posisi seorang Dubes tidak harus melalui jalur karir. ”Ada juga jalur luar. Yang penting, Dubes itu memiliki persiapan-persiapan,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP kemarin (27/8).
Terkait terpilihnya sosok Alex Litaay dan Helmi Fauzy sebagai calon Dubes mewakili PDIP, Hasto menyatakan hal itu sudah melalui pertimbangan yang panjang. Sosok Alex dan Helmi memiliki kemampuan bahasa asing yang bagus dan pengalaman politik yang panjang. ”PDI Perjuangan diminta mengirim tiga (nama), kami kirim dua. Kan itu bagus,” katanya. (bay/bil/c6/ca)