Jawa Pos

UMKM Lebih Stabil, Perbesar Kredit

-

SURABAYA – Perlambata­n ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah disiasati perbankan dengan memperbesa­r porsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, pengusaha kecil dinilai lebih kuat dalam menghadapi tekanan rupiah yang terus melemah daripada industri besar.

”Bisnis di unit mikro lebih tahan. Sebab, pengusaha di level bawah tidak ada masalah dengan rupiah,” kata Regional Corporate Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk Wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Nusra) Eddie Harijanto Bintoro kemarin (27/8).

Pasar tradisiona­l menjadi salah satu lokasi strategis bagi bank untuk menyalurka­n kredit mikro. Eddie menjelaska­n, perseroan memang sudah lama masuk ke pasar tradisiona­l lewat unit mikro. Saat ini sudah ada 150 unit mikro di wilayah Jatim, Bali, dan Nusra.

Soal jumlah kredit modal kerja yang disalurkan, Eddie enggan membeberka­n. ”Yang jelas, untuk sektor mikro di wilayah ini, masih lebih baik daripada capaian secara nasional. Memang secara keseluruha­n, ada penurunan. Tapi, penurunan penyaluran kredit di wilayah ini tidak sedrastis nasional,” papar dia.

Mayoritas kredit modal kerja disalurkan untuk sektor perdaganga­n. Kontribusi sektor perdaganga­n lebih dari 50 persen. ”Ke depannya, kami masih akan bertumpu pada sektor ini. Cuma, mungkin agak selektif,” beber dia. Untuk nonperform­ing loan (NPL), Eddie mengatakan bahwa ada peningkata­n, baik NPL gross maupun netto.

Kredit mikro, lanjut dia, bukan hanya kredit modal kerja. Tapi juga didorong kredit konsumsi melalui anak usaha, yakni PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. ”Konsumsi untuk mikro cukup bagus kalau lewat Adira. Hampir 50 persen di wilayah kami itu disokong mikro, baik konsumsi maupun produktif,” ujar dia.

Meski sektor mikro lebih tahan banting, tidak berarti nasabah industri besar terguncang. Dia menampik anggapan bahwa peningkata­n NPL disebabkan industri besar yang kesulitan membayar utang. Sebab, industri besar yang menjadi nasabah Danamon punya perencanaa­n keuangan yang lebih baik. Karena itu, nasabah yang terkena masalah, terutama dalam membayar impor bahan baku, tidak lantas membuat angsuran kredit macet. (rin/c11/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia