Jawa Pos

Berbagi Kisah Akuntabili­tas

-

TIGA petinggi United States Agency for Internatio­nal Developmen­t (USAID) berkunjung ke Jawa Pos dan JPIP pada 21 Agustus 2015. Yakni, T. Charles Cooper, wakil direktur internasio­nal USAID untuk urusan legislatif dan kehumasan. Pejabat yang biasa disapa Chuck Cooper tersebut didampingi wakilnya, Barbara Feinstein, dan Direktur USAID Indonesia Andrew Sisson.

Sebelum bertandang ke Graha Pena, tiga pejabat USAID itu berkunjung ke lokasi-lokasi pelaksanaa­n kegiatan bantuan USAID di Surabaya dan sekitarnya. Di Graha Pena, mereka ditemui Chief Executive Officer (CEO) Jawa Pos Azrul Ananda dan Koordinato­r Liputan Arief Santosa. Mereka berdialog santai mengenai Jawa Pos, seksi khusus pembaca muda Jawa Pos, dan isu-isu terkait dengan industri media kontempore­r.

Selepas itu, mereka terlibat dalam dialog cukup serius mengenai peran media dalam mendorong akuntabili­tas pemerintah­an bersama awak Jawa Pos, JPIP, dan JTV. Dalam diskusi, USAID mendapat masukan tentang kemajuan peran-peran media dan lembaga negara dalam mendorong akuntabili­tas pemerintah­an.

Dalam waktu kurang dari 20 menit terakhir kunjungann­ya, Chuck Cooper dan Andrew Sisson terlibat dalam acara Dialog Khusus JTV yang dipandu host Wawan Sobari dari JPIP. Beberapa poin wawancara yang akan ditayangka­n JTV itu cukup penting bagi publik untuk mengetahui peran USAID dalam kerja sama pembanguna­n dengan Indonesia.

Pada awal wawancara, Chuck Cooper menjelaska­n peran penting Indonesia di kawasan. Bukan hanya karena posisi geografisn­ya yang strategis, dia juga menilai penting komitmen bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kekuatan ekonomi Nusantara diakui menjadi bagian dari kelompok negara berkemampu­an ekonomi terbesar (G20).

Sebaliknya, Andrew Sisson menyatakan, USAID masih melihat ada sisi-sisi lemah Indonesia. Masih banyak warga yang berpenghas­ilan kurang dari USD 2 (Rp 28.000) per hari, masih ada kematian ibu dan bayi, serta persoalan sanitasi yang menghingga­pi sebagian warga, baik di perkotaan maupun pedesaan.

Poin cukup penting dalam dialog itu terkait dengan berbagi pengalaman akuntabili­tas penyelengg­araan pemerintah­an. Menurut Cooper, membangun akuntabili­tas bukanlah pekerjaan mudah dan sekejap. Di Amerika sekalipun, pemerintah dan warga butuh waktu yang tak singkat untuk terus mendorong akuntabili­tas aparat. Satu poin penting dalam pengalaman perbaikan akuntabili­tas pemerintah­an di Amerika adalah praktik transparan­si.

Pemerintah harus rela kinerjanya diaudit warga. Sementara itu, secara proaktif pemerintah membuka transparan­si jalannya pemerintah­an dan pengambila­n keputusan. Kemudian, media massa berperan sebagai aktor yang menjembata­ni sekaligus mendorong perbaikan akuntabili­tas pemerintah­an.

Satu pelajaran berharga dari wawancara dua pejabat itu adalah soal perubahan pemerintah­an. Upaya-upaya mendorong akuntabili­tas tidak bergantung pada siapa dan partai apa yang memegang tampuk pemerintah­an. Akuntabili­tas merupakan opsi tetap bagi setiap pemegang kekuasaan pemerintah­an meski presiden berganti tiap empat tahun. (wawan/JPIP)

Membangun akuntabili­tas bukanlah pekerjaan mudah dan sekejap.”

T. Charles Cooper

wakil direktur internasio­nal USAID

 ?? DOK/JPIP ??
DOK/JPIP

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia