Michelin dan ECU Baru Momen Pas Naik Kelas
Sudah sangat lama Inggris, ’’ibu’’ kejuaraan dunia balap motor, tidak punya juara dunia. Danny Kent, pembalap berusia 21 tahun asal Tim Leopard, menjadi harapan baru. Bukan hanya buat Inggris. Seluruh fans MotoGP juga mengharapkan adanya pertarungan selai
DAHULU, pada 1949, Inggris menjadi tuan rumah seri perdana kejuaraan dunia di Sirkuit Snaefell Mountain Course, Isle of Man. Tahun itu, pembalap Inggris Leslie Graham juara.
Dahulu, pembalap Inggris begitu mendominasi kejuaraan. Sebelas di antara 15 musim perdana dikuasai asal negara monarki itu.
Kini jangankan juara dunia. Bersaing dalam perebutan podium saja sangat sulit. Barry Sheene menjadi
terakhir Inggris yang bisa juara di kejuaraan dunia kelas utama pada 1977. Sudah 38 tahun lalu!
Bradley Smith, Scott Redding, dan Cal Crutchlow, tiga pembalap Inggris di MotoGP, hanya bisa merasakan persaingan papan tengah. Hanya sekali Crutchlow bisa naik podium musim ini. Karena itu, berita besar bagi dunia
saat beberapa hari lalu Pramac Ducati menawarkan posisi kepada Kent
Meski Kent saat ini berlaga di ajang Moto3, dua level di bawah MotoGP, dia akan dipromosikan ke kelas utama.
’’Kami terkesan dengan penampilan dia,’’ kata Francesco Guidotti, manajer Pramac Ducati, kepada Crash. ’’Diperkuat pembalap muda dari Moto3 adalah langkah besar,’’ imbuhnya.
Adanya pembalap Moto3 ke MotoGP sebenarnya bukan hal baru. Musim lalu Jack Miller melakukan hal sama. Itu sempat memicu kontroversi.
Di Moto3, Miller menunggangi motor kecil berkubikasi 250 cc. Tiba-tiba diminta untuk menggeber motor 1.000 cc MotoGP dalam usia 19 tahun. Motor Moto3 menyimpan tenaga 50 hp, sedangkan motor MotoGP mam- pu menyemburkan power hingga 250 hp. Ya, lima kali lipat.
Keraguan itu terbukti. Dalam sebelas seri, performa Miller buruk. Dia terdampar di posisi ke-18. Belum pernah sekali pun dia finis 10 besar.
Apakah Kent akan bernasib seperti itu? Bisa ya, bisa tidak. Yang jelas, performa dia di Moto3 bersama tim Leopard sangat meyakinkan. Dia memuncaki klasemen dengan meraih lima kemenangan plus tiga podium. Bedanya lagi, Kent pernah tampil di Moto2 pada 2013, namun kembali ke Moto3 pada 2014 karena performa di Moto2 kurang baik.
Naik ke MotoGP pada musim 2016 juga menguntungkan Kent. Musim itu ada perubahan regulasi soal penyeragaman ECU motor dan peralihan ban dari Bridgestone ke Michelin. Itu akan memaksa pembalap senior maupun junior belajar dari nol. Adaptasi besar-besaran diperlukan semua pembalap. Kalau perlu, mereka harus mengganti gaya membalap.
Kent pun melihat itu sebagai keuntungan. ’’Kembalinya Michelin dan regulasi baru sistem elektronik akan membuat timtim satelit punya kans untuk bertarung,’’ ucapnya.
Bagi Kent, dunia balap adalah segalanya. Dia mulai ikut balapan pada usia enam tahun. Dalam perjalanan yang begitu lama, dia pernah dilatih oleh James Toseland, mantan pembalap MotoGP asal Inggris.
Kent juga dikenal sebagai sosok pekerja keras. Hari-harinya dihabiskan untuk berlatih dan sebagian kecil untuk beraktivitas di media sosial. Selain Moto3 yang dipimpin saat ini, Kent pernah menduduki posisi kedua Red Bull Rookies Championship pada 2011.
Situs MottoMatters.com mengutip beberapa sumber tepercaya bahwa pengumuman bergabungnya Kent ke Pramac akan dilakukan bertepatan dengan GP Silverstone akhir pekan ini. Momen tersebut dianggap pas karena itu balapan kandang Kent. Sponsor pasti senang.
Namun, situasinya sedikit kabur setelah Scott Redding juga dikabarkan bakal meninggalkan Marc VDS untuk bergabung dengan Pramac.
Rebutan kursi di Pramac itu men jadi penghangat bursa transfer alias silly season pemba lap MotoGP yang adem ayem. (cak/c4/ang)