Jawa Pos

34 Tahun dan Masih Lapar

Menyongson­g US Open, Turnamen Tenis Paling Ditunggu Amerika Serikat Terbuka (US Open) sering melahirkan drama bila dibandingk­an dengan lainnya. Edisi tahun ini yang bergulir akhir pekan ini mungkin tidak akan berbeda. Bisa jadi lebih dramatis.

-

grand slam

DRAMA itu sangat kasatmata. Dalam tujuh tahun terakhir, ada enam juara berbeda di US Open. Juan Martin del Potro (2009) dan Marin Cilic (2014) kali pertama merasakan nikmatnya menjadi kampiun di Flushing Meadows, New York.

Kejutan berulang-ulang itu menjadikan US Open sebagai salah satu olahraga yang paling ditunggu. Tahun ini, tidak diragukan lagi, Novak Djokovic menjadi kandidat terpenting. Dia akan menjadi buruan utama para pesaing untuk dikalahkan. Sebab, memang konsistens­i penampilan Djokovic di ajang mayor luar biasa. Di antara 21 yang diikuti, 20 turnamen diselesaik­an petenis nomor wahid dunia itu sampai semifinal.

Delapan gelar mayor dia rengkuh sepanjang perjalanan karirnya. Konsistens­inya berlanjut sampai 2015. Dalam sepuluh turnamen terakhir, bintang Serbia itu selalu tampil pada babak puncak. Seseram apa pun yang bakal dihadapi, rasanya tak akan sulit bagi Djokovic untuk melewati. Hanya petenis-petenis top yang berada dalam kondisi terbaik yang punya peluang mengelimin­asi Djoker –sebutan Djokovic. Tidak akan banyak yang bisa melakukann­ya, kecuali seorang petenis dengan ketangguha­n setara tapi punya pengalaman yang lebih tinggi, Roger

Federer.

Meski belum pernah lagi memenangi US Open sejak 2008, legenda Swiss itu punya modal lengkap untuk merasakan lagi podium tertinggi. Kolektor 17 titel grand slam tersebut melangkah ke luar turnamen pemanasan Cincinnati Masters dengan kepala tegak awal pekan lalu. Dia menumpas Djokovic dua set langsung pada babak final awal pekan ini. Hebatnya lagi, Federer tidak sekali

pun menghadapi

”Sekarang saya lebih percaya diri. Saya merasa masih sangat bahkan setelah (bertanding) di Cincinnati. Sebab, pertanding­an yang saya lalui relatif cepat,” katanya kepada Menurut Federer, gerak tubuhnya optimal, pukulan volinya prima, dan permainan nya sedang bagus. Dia berusia 34 tahun, tapi masih sangat lapar gelar.

Selain Djokovic dan Federer, yang masih menyisakan pertanyaan besar adalah performa Rafael Nadal. Tahun ini menjadi musim yang jauh dari harapan. Peringkatn­ya terus anjlok. Selalu masuk grup elite

bersama Djokovic, Federer, dan Andy Murray, kini Nadal terdampar ke peringkat kedelapan dunia.

Jejak cedera pergelanga­n tangan dan operasi usus musim lalu belum juga mengembali­kan performany­a seperti sediakala. Tak pernah lolos dari babak perempat final musim ini plus kekalahan di Roland Garros, lapangan favoritnya, Nadal adalah kandidat loser terbesar di US Open nanti.

Di pihak lain, kondisi yang lebih baik daripada Nadal dirasakan Andy Murray. Terutama dalam hal head-to-head dengan unggulan pertama Novak Djokovic. Setelah dua tahun kalah terus, Murray menumbangk­an Nole –julukan lain Djokovic– di Montreal Masters 16 Agustus lalu. Diprediksi, petenis terbaik Britania Raya itu bakal lolos paling tidak hingga perempat final.

Serena Tak Terbendung Jika di nomor tunggal putra persaingan bakal semakin cair, di nomor tunggal putri rupanya tidak akan banyak kejutan. Serena Williams benar- benar belum menemukan lawan sepadan. Enam titel US Open sudah dia kantongi, termasuk tiga tahun terakhir secara beruntun.

US Open adalah rumah Serena. Bertanding di kandang sendiri menghidupk­an semangat juangnya sehingga jauh lebih tinggi. (cak/c11/nur)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia