Ospek, Maba UINSA Bertumbangan
SURABAYA – Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) memasuki hari kedua kemarin. Tak sedikit mahasiswa baru yang tampak sudah mulai kelelahan. Bahkan, sebagian pingsan dan muntah-muntah.
Pantauan Jawa Pos kemarin, tenda-tenda pertolongan yang disediakan untuk program orientasi cinta akademik dan almamater (oscaar) di UINSA penuh dengan mahasiswa baru (maba) yang jatuh sakit. Lebih dari sepuluh maba tampak muntah-muntah. Bahkan, ada yang pingsan dan ditidurkan di bawah tenda darurat.
Dengan masih mengenakan kalung dari kerupuk, peluit, dan permen yang masih menggantung, para maba bergantian – dengan diusung seniornya– keluar dari ruang auditorium UINSA
”Mungkin mereka lelah dan kepanasan,” ujar seorang panitia yang menolak menyebutkan nama. ”Apalagi, AC ruangan tidak semua dinyalakan karena khawatir listrik mati,” lanjutnya.
Ketua BEM Fakultas Tarbiyah UINSA Badrus Soim mengatakan, sebenarnya maba sudah diberi waktu untuk sarapan terlebih dahulu. Pihaknya juga sidah menyiapkan bantuan jika ada maba yang sakit. ”Mungkin karena mereka sudah lelah,” jelasnya.
Dia mengakui, waktu yang panjang selama oscaar memang menjadi tantangan bagi maba. Acaranya selalu padat sejak pagi hingga sore. Kondisi itu diperkirakan menjadi penyebab utama kelelahan maba. ”Tapi, kami tidak pernah melakukan kekerasan fisik dengan alasan apa pun,” tambahnya.
Penjelasan Badrus berbeda dengan pengakuan sejumlah maba. Kepada Jawa Pos, salah seorang maba mengeluh takut dan merasa seram menghadapi teror mental. ”Para senior memang marah. Sampai ada yang mau pingsan karena kaget,” ungkap maba fakultas ekonomi bisnis Islam.
Menurut maba tersebut, acara oscaar seharusnya dijadikan sebagai kegiatan yang positif. Tidak perlu ada bentakan dan cacian. ”Kami merasa takut. Semoga itu cuma pura-pura,” lanjutnya.
Ditemui secara terpisah, Wakil Rektor III Ali Mufrodi menjelaskan, memang banyak maba yang kelelahan pada pelaksanaan oscaar hari kedua. Dia juga tidak menutupi fakta banyaknya maba yang pingsan dan sakit. ”Kemungkinan besar karena telat makan, tapi akan segera diadakan evaluasi,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Ali memastikan bahwa pihak rektorat akan segera mengumpul- kan semua pimpinan, khususnya wakil dekan III di fakultas masingmasing. Sebab, sejak awal mereka sudah diwajibkan untuk selalu memonitor pelaksanaan oscaar. ”Selalu dimonitoragartidakadaperpeloncoan yang berlebihan,” lanjutnya.
Alumnus S-2 dan S-3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut menambahkan, pihaknya akan terus mengawasi oscaar yang berlangsung sampai 29 Agustus. Dia juga meminta media tidak terlalu membesarbesarkan kejadian kemarin. ”Tidak ada kekerasan fisik di UINSA,” ujarnya. (dha/c10/fat)