Ajak Sayangi Bumi
Bahaya Perubahan Iklim Terus Mengintai
SURABAYA – Perubahan iklim menjadi ancaman besar bagi bumi. Indikasinya sudah sering terlihat. Banyak bencana alam dan fenomena alam yang kacau. Di antaranya, peningkatan suhu, banjir, dan kekeringan. Itu merupakan sebagian tanda bumi mengalami kerusakan.
Mengampanyekan bahaya tersebut, Institut Francais Indonesia (IFI) mengadakan Pesta Sains 2015 di Galeri AJBS Surabaya. Dimulai dari Surabaya, festival itu juga akan diadakan di tujuh kota lain di Indonesia dan berakhir di Jakarta pada November– Desember.
Pada pembukaan festival kemarin (27/8), diadakan pameran interaktif bertajuk Iklim Berubah
dan Kita? Pameran tersebut mendatangkan langsung tentor dari sebuah pusat sains, teknik, dan industri yang berbasis di Poitiers, Prancis, bernama Antoine Vedel, 33. Berbagai media seperti panel, video, maket, dan alat peraga digunakan untuk memberikan edukasi tentang dampak perubahan iklim dan cara mengantisipasinya. ’’Alam sudah tidak seimbang,” ujar Vedel dengan tegas. ” Terlalu banyak polusi yang sudah kita ciptakan di bumi,” tambahnya.
Ketidakseimbangan itu sudah tidak bisa diperbaiki. Menurut Vedel, yang menakutkan dari ketidakseimbangan itu adalah peningkatan suhu bumi sehingga gunung-gunung es akan meleleh. Imbasnya, volume air laut meningkat. Hal tersebut berdampak pada kesehatan, pertanian, perhutanan, hingga munculnya fenomena iklim yang ekstrem. ’’Belum lagi keanekaragaman flora dan fauna yang terancam,’’ tuturnya.
Pria yang baru kali pertama datang ke Indonesia itu memberikan contoh antisipasi yang bisa dilakukan sebelum perubahan iklim lebih ekstrem lagi. Di antaranya, menghentikan penggunaan kantong plastik secara berlebihan dan hemat air. Vedel juga meminta masyarakat mendukung upaya transportasi masal sehingga mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. ’’Dimulai dari diri sendiri, dari hal kecil yang kita lakukan sehari-hari,’’ sarannya.
Mendukung penjelasan Vedel, media-media interaktif tentang dampak perubahan iklim memenuhi dua lantai di Galeri AJBS. Media itu seakan mampu bercerita sendiri kepada pengunjung yang datang. ”Melihat semua ini, memang manusia ya penyebab utama perubahan iklim itu,” kata Octavia Tungary, 20, salah seorang pengunjung pameran yang diadakan hingga 12 September tersebut. (rid/c7/ayi)