Jawa Pos

Targetkan Peningkata­n Investasi Korsel

-

JAKARTA – Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu negara yang masuk dalam lima besar investor utama di Indonesia. Namun, porsi investasi Korsel di tanah air belum cukup besar jika dibandingk­an dengan porsi investasi mereka di negara-negara lain. Karena itu, pemerintah menjadikan Korsel sebagai salah satu negara fokus pemasaran investasi. Pada 27 Agustus Wapres Jusuf Kalla melakukan kunjungan kerja ke Negeri Ginseng tersebut sekaligus mendorong peluang investasi dari sana, khususnya untuk sektor energi dan manufaktur seperti baja, elektronik, dan petrokimia.

Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Franky Sibarani menyatakan, potensi investasi Korsel masih cukup besar. ’’Serta memiliki rasio investasi yang cukup tinggi, yakni mencapai 64,51 persen. Artinya, sebagian besar rencana investasi dari Korsel terealisas­i,’’ ujarnya kemarin (28/8).

Dia menuturkan, berdasar data Financial Times, Indonesia merupakan negara ketujuh terbesar tujuan investasi Korsel dengan porsi 2,7 persen keseluruha­n investasi Korsel di dunia. Namun, posisi Indonesia tersebut masih di bawah Tiongkok, Amerika Serikat, Vietnam, Uzbekistan, dan Meksiko. Karena itu, BKPM cukup gencar menyelengg­arakan kegiatan pemasaran investasi di Negeri Ginseng tersebut. ’’Investasi Korsel mencapai porsi 12 persen dari total investasi yang masuk ke ASEAN sepanjang semester I 2015,’’ tuturnya.

Dia menjelaska­n, di samping sektor energi dan manufaktur seperti baja, elektronik, dan petrokimia, pemerintah Indonesia juga mengharapk­an kontribusi investasi Korsel yang lebih besar di industri padat karya. Khususnya sektor tekstil dan industri alas kaki. Sebab, berdasar data realisasi investasi semester I 2015, Korsel menjadi investor asing terbesar pada dua sektor tersebut.

BKPM mencatat, sepanjang semester I 2015, terdapat 310 proyek investasi Korsel yang menyerap 35 ribu tenaga kerja dengan nilai investasi Rp 2,01 triliun. Dari keseluruha­n proyek itu, ada 158 proyek investasi Korsel di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Sektor industri tersebut menyerap 27 ribu tenaga kerja langsung dengan nilai investasi Rp 805,46 miliar. Sementara itu, untuk industri alas kaki, sepanjang semester I 2015 terdapat 54 proyek investasi dari Korsel yang menyerap 5 ribu tenaga kerja langsung dengan nilai investasi Rp 86,48 miliar. ’’Industri tekstil dan produk tekstil serta industri alas kaki merupakan dua sektor di industri padat karya yang paling banyak menyerap tenaga kerja,’’ tuturnya.

Berdasar catatan BKPM, realisasi investasi Korsel pada semester I 2015 meningkat 20 persen. Yakni, USD 790 juta daripada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya USD 650 juta. Pengajuan izin prinsip dari Korsel pada semester 1 2015 juga meningkat 39 persen, yakni USD 1,48 miliar ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD 1,06 miliar. (ken/c20/tia)

 ?? FRIZAL/JAWA POS ??
FRIZAL/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia