71 Imigran Tewas Kehabisan Oksigen
Kabur dari Konflik Syria
WINA – Melarikan diri dari perang di negeri sendiri, tapi malah meregang nyawa di negeri orang. Seperti itulah nasib para imigran yang terus berdatangan ke negaranegara Eropa.
Dalam beberapa hari ini, ratusan imigran tewas dalam beberapa tragedi yang berbeda. Sepanjang Rabu (26/8) dan Kamis (27/8) empat perahu yang berisi lebih dari 600 imigran kembali tenggelam. Sementara itu, di Wina, Austria, total jumlah imigran yang tewas membusuk di truk ayam yang ditemukan Kamis lalu menembus angka 71 orang.
”Dari 71 orang tersebut, ada 59 pria, 8 perempuan, dan 4 anak-anak yang terdiri atas bayi perempuan berusia 1–2 tahun serta tiga anak lelaki berusia 8–10 tahun,” ujar Juru Bicara Kepolisian Austria Hans Peter Doskozil.
Seluruh korban sangat mungkin adalah warga Syria. Sebab, dokumen-dokumen perjalanan berstempel Syria ditemukan di lokasi. Polisi telah menahan tiga tersangka warga Bulgaria. Yakni, satu pemilik truk dan dua orang sopirnya. Ada pula satu orang warga Afghanistan. Tidak diketahui peran warga Afghanistan itu.
Berdasar penyelidikan awal, para imigran itu sangat mungkin tewas akibat berdesakan dan minimnya udara di dalam truk. Mereka dibawa dari Serbia melewati Hungaria sampai di Austria. Rabu lalu (26/8) ada yang melihat truk itu berada di Budapest, Hungaria.
Kepolisian juga menemukan fakta bahwa di truk tersebut sama sekali tidak ada ventilasi udara. Sebab, truk itu memang berpendingin yang biasanya untuk menyimpan makanan beku. Biasanya, kendaraan jenis tersebut jarang sekali dipakai untuk menyelundupkan orang.
”Ada indikasi bahwa pelakunya adalah jaringan perdagangan manusia di Bulgaria-Hungaria. Jika melihat organisasi tersebut, pelaku kali ini adalah organisasi kriminal level terendah,” ujar Doskozil.
Kapal Tenggelam, Ratusan Nyawa Melayang Tragedi yang tidak kalah memilukan terjadi di lepas pantai Libya Kamis lalu. Dua perahu berisi para imigran tenggelam di barat kota Zuwara, Libya. Perahu pertama yang tenggelam berisi sekitar 50 orang lebih. Perahu kedua berisi 400 orang lebih. Sejauh ini baru 189 orang yang bisa diselamatkan. Termasuk di antaranya 9 perempuan dan 2 gadis kecil. Selain itu, hampir 200 orang di- temukan dalam kondisi tidak bernyawa. Sisanya masih hilang dan sedang dicari.
Tim penyelamat mengungkapkan bahwa di perahu kedua, banyak imigran yang terjebak dan tidak bisa keluar. Itulah yang mengakibatkan banyaknya jumlah korban jiwa. Para imigran tersebut berasal dari Afrika, Pakistan, Syria, Maroko, dan Bangladesh. UNHCR mengungkapkan, sehari sebelumnya juga ada 51 jenazah imigran yang mereka bawa dari lepas pantai Libya.
Sementara itu, Kamis lalu kapal penjaga pantai Swedia Poseidon tiba di Kota Palermo dengan membawa 52 jenazah imigran. Para pendatang yang sudah tidak bernyawa tersebut ditemukan di laut Mediterania Rabu lalu. Sebagian besar korban terjebak di lambung kapal dan tewas karena kehabisan napas.
PBB mengungkapkan bahwa jumlah pengungsi dan imigran yang menyeberangi laut Mediterania menuju Eropa sepanjang tahun ini saja melebihi angka 300 ribu orang. Di antara jumlah tersebut, lebih dari 2.500 orang –termasuk anak-anak– akhirnya tidak pernah menyentuh Eropa dalam kondisi hidup. Mereka menemui ajal di tengah laut. (AP/AFP/BBC/CNN/Washington Post/sha/c6/ami)