Jawa Pos

Tertangkap, Mucikari Jalani Rehabilita­si

-

SURABAYA – BNN Kota Surabaya menangkap Sunardi, warga Jalan Kupang Gunung Jaya II. Pria 44 tahun yang bekerja sebagai mucikari di eks lokalisasi Dolly tersebut kedapatan memakai narkoba. Itu merupakan kelanjutan penangkapa­n pekan lalu. Lembaga antimadat tersebut juga menangkap dua mucikari yang hobi mengonsums­i sabu-sabu. Kini dia harus menjalani rehabilita­si di RSAL dr Ramelan.

Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menyatakan, penangkapa­n itu berlangsun­g kemarin (28/8). Dia dan anak buahnya memang sedang berfokus mengatasi fenomena mucikari yang mengonsums­i narkoba. ’’Kami masih dalami lagi. Faktanya, mereka masih beroperasi dan memakai narkoba,’’ papar Suparti.

Penangkapa­n Sunardi bermula dari informasi yang menyebut ada beberapa orang yang diam-diam memakai dan menjual sabu-sabu di kawasan Jalan Banyu Urip. Suparti lantas menerjunka­n unit berantas BNNK untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.

Sekitar pukul 02.30, mereka langsung menyasar beberapa orang yang sedang berdiri di pinggir jalan untuk menawarkan jasa layanan pekerja seks komersial. ’’Ada dua orang yang kami ciduk,’’ terang Kanit Berantas BNNK Surabaya Kompol Dodon Priyambodo.

Keduanya diangkut menuju SPBU di sekitar Jalan Diponegoro. Di sana, mereka langsung disuruh tes urine. Hasilnya, urine Sunardi positif mengandung zat phetamine yang terdapat pada sabu-sabu. ’’Seorang lagi kami lepas,’’ lanjut Dodon.

Di kantor BNNK Surabaya, Sunardi mengelak bahwa dirinya dikatakan memakai sabu-sabu. Selama ini, dia hanya mengonsums­i obat-obatan. Petugas kemudian memintanya untuk menunjukka­n obat tersebut.

Didampingi kuasa hukumnya, mantan kasir wisma Barbara itu menunjukka­n sebuah bungkus obat berwarna kuning yang biasa dikonsumsi. Setelah dicek petugas, ternyata izin edar obat tersebut sudah ditarik BPOM. Selama ini, Sunardi mengaku mendapatka­nnya dengan mudah.

Dia kemudian diperiksa dokter BNNK, termasuk obat yang dibawa. Hasilnya, obat itu mengandung ephedrine. Selama 13 tahun, dia rutin meminum obat tersebut sebagai penambah stamina. ’’Zat tersebut tergolong adiktif yang berbahaya,’’ terang dr Singgih Widi Pratomo. (did/c19/git)

 ??  ?? metham-
metham-
 ?? DIDA TENOLA/JAWA POS ?? DIBUAT SADAR: Sunardi (tiga dari kiri) ketika akan dibawa ke RSAL dr Ramelan untuk menjalani rehabilita­si.
DIDA TENOLA/JAWA POS DIBUAT SADAR: Sunardi (tiga dari kiri) ketika akan dibawa ke RSAL dr Ramelan untuk menjalani rehabilita­si.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia