Jawa Pos

Antara Anak Autis dan Down Syndrome

-

GRESIK – Sebagian orang tua salah kaprah menyebut anak penyandang down syndrome sebagai anak autis. Padahal, keduanya berbeda.

Menurut dr Dwi Kartika Maharani dari RSPG Grha Husada, autisme merupakan kelainan pada perkembang­an atau gangguan sosialisas­i. Penderitan­ya memiliki tiga gangguan. Yaitu, gangguan komunikasi dan interaksi, perilaku, serta gerakan dan ucapan yang diulang-ulang.

Tanda-tanda autisme itu, kata dr Rani, panggilan Kartika Maharani, bisa terlihat pada satu kondisi. Misalnya, anak menunjukka­n perilaku aneh dan tidak umum. ’’Waktu kecil suka loncat-loncat dan selalu jalan-jalan entah ke mana,’’ ungkapnya. Tanda-tanda muncul paling awal saat anak berusia setahun.

Biasanya, hal itu terjadi karena anak kurang rangsangan dari lingkungan. Anak-anak autis bisanya tidak bisa ’’sembuh’’ seperti anak normal. Menurut Rani, mereka bisa diterapi untuk menjadi mandiri.

’’Anak autis tidak sama dengan penyandang down syndrome (DS). Anak DS biasanya lahir dengan kelainan kromosom karena faktor genetika. Ciri-ciri fisiknya jelas saat baru lahir. Mata sipit. Hidung mungil dengan sela hidung datar. Kepala kecil. Mulut kecil dengan lidah panjang yang sering menjulur ke luar.

’’ Biasanya diikuti kelemahan fungsi, kelainan, atau kerusakan organ tubuh lain. Yang sering ditemui adalah kelainan jantung dan gangguan pendengara­n,’’ paparnya.

Sebagian anak DS punya IQ lebih tinggi daripada rata-rata anak normal. Kemampuan berpikir mereka sangat bagus. Namun, sebagian besar ber-IQ lebih rendah daripada anak normal. Kemampuan berpikirny­a sangat lambat.

Dokter berusia 30 tahun itu menjelaska­n, ada kemungkina­n anak DS lahir dari ibu-ibu yang hamil pada usia lebih dari 35 tahun. Ada perubahan hormonal yang bisa mengakibat­kan kelainan pada kromosom janin. Selain itu, virus TORCH ( toxoplasmo­sis, other agents, rubella, cytomegalo­virus and herpes) pada ibu bisa menjadi faktor risiko anak menderita DS.

’’ Sebaiknya periksa kesehatan dulu. Jika ada virus TORCH dalam tubuh, lebih baik disembuhka­n dulu daripada menular dan berakibat buruk pada bayi,’’ tegasnya. ( ndi/ c5/ roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia