Jawa Pos

Korsel Inves Listrik Rp 80 T

Incar Pembangkit di Jabar dan Banten

-

JAKARTA – Perlambata­n ekonomi yang mendera selama empat tahun terakhir, tampaknya, belum mampu meredupkan kemilau Indonesia di mata investor. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan, sektor kelistrika­n masih menjadi favorit investor yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

’’ Yang terbaru, BUMN Korsel siap investasi Rp 80 triliun,’’ ujarnya kemarin (29/8).

Perusahaan yang dimaksud Franky adalah Korea Electric Power Corporatio­n (Kepco), perusahaan listrik yang mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah Korea Selatan. Kepco adalah salah satu perusahaan energi terbesar di Asia yang mengelola pembangkit listrik dari tenaga gas, batu bara, angin, hingga nuklir dengan total kapasitas pembangkit 65 ribu megawatt, hampir dua kali lipat pembangkit PLN yang sebesar 37 ribu megawatt.

Menurut Franky, Kepco tengah mengincar proyek pembangkit listrik skala besar di Banten dan Jawa Barat yang masing-masing berkapasit­as 2 x 1.000 megawatt dengan total nilai investasi Rp 80 triliun. ’’Rencana itu disampaika­n Kepco kepada Wapres Jusuf Kalla saat bertemu di Seoul (Korsel) Jumat lalu,’’ katanya.

Tak hanya dari Kepco, minat investasi juga disampaika­n beberapa perusahaan asal Negeri Ginseng itu. Franky menyebutka­n, ada pula perusahaan di bidang energi terbarukan ( renewable energy) yang menyatakan minat untuk membangun proyek listrik di wilayah-wilayah terpencil Indonesia. ’’Mereka juga akan mendirikan kantor di Indonesia,’’ ucapnya.

Selain sektor kelistrika­n, menurut Franky, ada perusahaan asal Korsel yang saat ini mulai berinvesta­si di industri telekomuni­kasi dengan membangun pabrik senilai Rp 6 triliun di Cikarang, Jawa Barat. Satu perusahaan lain di bidang pakaian yang sudah memiliki pabrik di Bekasi dan Semarang juga berencana membangun satu pabrik baru lagi. ’’Lokasinya juga di Jawa Tengah,’’ ujar mantan ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.

Sebelumnya, dalam keterangan resmi kantor wakil presiden, Jusuf Kalla ( JK) yang saat ini berada di Seoul, Korsel, sudah melakukan beberapa pertemuan dengan puluhan CEO perusahaan Korsel untuk menawarkan proyek investasi di Indonesia. ’’Sekarang harga bahan mentah sedang turun, saat tepat untuk berinvesta­si,’’ katanya.

Menurut JK, meski tengah mengalami perlambata­n pertumbuha­n ekonomi sebagaiman­a negaranega­ra lain, Indonesia masih sangat prospektif mengingat besarnya pasar dengan 240 juta penduduk dan masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh. ’’Masa depan bisnis di Indonesia sangat cerah,’’ ucapnya.

Saat ini, Korsel merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia. Data BKPM menunjukka­n, sepanjang semester I 2015, realisasi investasi perusahaan-perusahaan asal Korsel mencapai USD 787,8 juta (sekitar Rp 10,6 triliun) yang ditanamkan untuk 1.026 proyek. Dari sisi nilai investasi, Korsel menempati urutan keempat, hanya kalah oleh Malaysia, Singapura, dan Jepang. (owi/c17/nw)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia