Prestasi Seharga Rp 1,4 Triliun
Sacha Baron Cohen menjung kirbalikkan image Kazakhstan lewat Borat. Film olokolok yang sangat konyol. Lewat guyuran dana yang tidak terlalu fantastis, Astana Presidential Sports Club berupaya mengembalikan kejayaan negeri kaya minyak tersebut.
BANYAK alis terangkat ketika FC Astana memastikan diri merebut satu tiket ke fase grup Liga Champions pertengahan pekan lalu. Tapi, alis-alis yang terangkat itu dengan segera turun lagi. Tidak mungkin juara Liga Kazakhstan tersebut bisa berbicara banyak. Astana bukan tim kaya baru seperti Manchester City atau PSG, plus tak punya tradisi. Tapi, kalau nama Astana disebut dalam konteks balap sepeda, tentu kita langsung paham. Astana Pro Team, nama kompletnya, adalah tim yang memenangkan Vuelta a Espana di partisipasi perdana. Pada 2006, Astana langsung juara lewat Alexandre Vinokourov. Dua tahun kemudian, Astana kembali menjuarai tour besar, Giro d’Italia, lewat Alberto Contador. Tahun lalu, semua pasti masih mengingat momen ketika Vincenzo Nibali memuncaki podium Tour de France. Nah, Astana yang ini, serta yang baru saja menembus fase grup Liga Champions, memiliki induk yang sama.
Keduanya bergabung di bawah bendera Astana Presidential Sports Club. Sebuah manajemen olahraga yang digagas Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev. Ketika salju turun di malam Natal 2012 silam, orang-orang top negeri itu berkumpul untuk meresmikan berdirinya Astana Presidential Sports Club. Sejumlah nama familier seperti kiper legendaris Bayern Muenchen Oliver Kahn dan mantan bintang Real Madrid Luis Figo pun hadir.
’’Astana adalah mercusuar dari perkembangan Kazakhstan. Melalui olahraga, kami ingin dikenal dunia,’’ kata Nazarbayev kepada Astana Times. ’’Negeri kami telah mencapai sejumlah kesuksesan. Tidak
hanya di bidang ekonomi, tapi juga olahraga. Tujuh medali emas dan menembus peringkat ke-12 Olimpiade London sepertinya bukti yang cukup,’’ tegasnya.
Delapan klub terbaik langsung diajak bergabung dalam manajemen olahraga milik pemerintah itu. Ada sebuah klub sepak bola, klub sepeda, polo, polo air, hoki, basket, reli, dan tinju. Juga, dua atlet
top, yakni ice skater Denis Ten dan lifter Ilya Ilyin. Lalu direkrut pula petinju Gennady Golovkin.
Mendirikan sports club berskala raksasa adalah salah satu upaya mereka untuk dikenal dunia. Sejak lepas dari Uni Soviet pada 1991, Kazakhstan
seolah invisible. Negara itu hanya disebut sebagai ’’salah satu pecahan Uni Soviet’’. Pada 2006, publik internasional akhirnya menoleh ke sana. Tapi,
image- nya tak bagus juga. Sebab, yang tampil adalah penggambaran konyol Sacha Baron Cohen
di film Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan.
’’ Power olahraga itu kuat banget lho,’’ kata Presiden Kazakh Cycling Kairat Kelimbetov sebagaimana dilansir NZ Herald setelah Nibali menjuarai Tour de France tahun lalu. ’’Astana adalah bagian dari sebuah strategi public relation yang sangat besar. Kami bertugas memberitahukan kepada dunia bahwa ada negara di Asia Tengah yang sangat besar. Sebesar Eropa Barat, dan negara terbesar ketiga di dunia,’’ paparnya.
Sebagai manajemen olahraga yang didirikan presiden, seluruh pendanaan Astana disubsidi pemerintah. Meski, masing-masing tetap boleh mencari sponsor atau menjalin kerja sama dengan pihak lain. Pemerintah menggelontorkan dana USD 100 juta atau setara Rp 1,41 triliun per tahun untuk mendanai seluruh kegiatan klub di bawah Astana.
Jumlah itu relatif tidak besar. Tidak sampai setinggi bujet belanja Real Madrid dalam satu periode bursa transfer. Gareth Bale saja didatangkan dari Tottenham Hotspur dengan nilai transfer GBP 85 juta, atau Rp 1,5 triliun. Apalagi, ini digunakan untuk membina tujuh klub dan tiga atlet kelas dunia.
Dari jumlah itu, Astana Cycling yang mendapatkan alokasi dana USD 15 juta atau Rp 211,6 miliar per tahun. Ini wajar, mengingat mereka berkompetisi di level paling top UCI. Tapi, ternyata bukan itu yang menelan bujet paling besar. Alokasi terbanyak justru diberikan ke skuad ice hockey Astana. Yakni, mencapai USD 50 juta alias Rp 705 miliar!
’’Kami ini semacam Real Madrid-nya Kazakhstan,’’ kata Nazarbayev bangga. Dia menegaskan, Astana Presidential Sports Club harus menjadi manajemen olahraga profesional yang diperhitungkan di dunia. Kazakhstan baru saja ditunjuk menjadi tuan rumah Universiade 2017, dan sedang bidding untuk host Olimpiade Musim Dingin 2022. (c17/na)