Jawa Pos

Siap Tanggung Jawab

-

MENGGARAP film tentang Nabi Muhammad tidak mudah. Rumitnya proyek tersebut terlihat sejak proses pembuatan. Sutradara Majid Majidi membutuhka­n waktu hingga tujuh tahun. Untuk syutingnya, sebagian besar lokasinya berada di Iran. Majid pun membangun setting yang bisa menggambar­kan Makkah pada abad ke-6 secara detail.

Sejumlah persoalan kultur dan sosial juga membayangi. Contohnya, adegan ketika Raja Abrahah hendak menyerang Makkah dengan pasukan gajah. Rencananya, syuting serangan tersebut dilakukan di India. Namun, itu dibatalkan karena perkembang­an sosial-religi di negara tersebut.

Meski demikian, film itu sudah jadi. Majid berusaha sebaik mungkin menggambar­kan kehidupan orang paling mulia dalam Islam tersebut. Dia pun mengaku siap menghadapi kontrovers­i yang mungkin timbul. ’’Mungkin dua versi terakhir dari trilogi film ini yang semakin banyak diperdebat­kan,’’ katanya.

Sebab, dalam seri pertama, Muhammad masih belum diangkat menjadi Rasul. Tetapi, seri kedua dan ketiga lah yang diperkirak­an Majid bisa memancing polemik yang besar. ’’Begitu diangkat menjadi Rasul, bahkan dialog singkat saja bisa dipolemikk­an,’’ ucapnya.

Meski demikian, dia menyatakan bahwa dialog-dialog dan semua adegan yang diambil dapat dipertangg­ungjawabka­n. ’’Mungkin muncul protes dari Arab Saudi. Tapi, sejumlah negara-negara Islam lainnya seperti Turki, Indonesia, dan Malaysia sudah menunggunu­nggu film ini,’’ tuturnya.

Dia menjelaska­n, dirinya membuat film tersebut tidak mewakili kepentinga­n satu aliran mana pun dalam Islam. Dia hanya berusaha memberikan gambaran objektif mengenai kehidupan Rasul dan Islam. (and/c20/ayi)

 ?? MOHAMMAD FOGHANI/AFP PHOTO ?? TUJUH TAHUN PRODUKSI: Aktris Iran Sareh Bayat, salah seorang pemain Muhammad, berada di lokasi syuting pada 2013.
MOHAMMAD FOGHANI/AFP PHOTO TUJUH TAHUN PRODUKSI: Aktris Iran Sareh Bayat, salah seorang pemain Muhammad, berada di lokasi syuting pada 2013.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia