Pak Cip Panen Dukungan
JAKARTA – Salah seorang kandidat Kasatlak Prima Achmad Sucipto berada di atas angin. Konsep yang dia usung dalam
fit and proper test seleksi Kasatlak Prima pada Jumat (28/8) mendapat dukungan dari berbagai
stake holder olahraga Indonesia. Detail yang dibeberkan Pak Cip –sapaan Achmad Sucipto– memberikan harapan perbaikan prestasi olahraga Indonesia.
’’High performance program (HPP) yang dikatakan Pak Cip itu dibutuhkan olahraga Indonesia saat ini,’’ tutur Hadi Wihardja, anggota tim seleksi Kasatlak Prima, kemarin.
Mantan lifter nasional itu menuturkan, HPP metodologi kepelatihan modern sarat dengan aplikasi sport
science. Hal itu juga didukung kesempatan uji coba di berbagai ajang kompetisi internasional.
Konsep yang detail tersebut, lanjut Hadi, tidak terlepas dari jam terbang tinggi yang disandang Pak Cip. Bahkan, lebih tinggi bila dibandingkan dengan enam kandidat yang lain. Karena itu, wajar saat fit and proper test calon Kasatlak Prima yang digelar kali pertama itu Pak Cip begitu lancar menjabarkan tataran konsep dan praktik di lapangan.
Hadi mencontohkan, upaya yang dilakukan Pak Cip saat memegang jabatan Ketum PB PODSI sejak 1998 hingga saat ini. Dia menempatkan nomor perahu naga sebagai prioritas pada 2003. Hasilnya dipetik Indoneisa saat meraih tiga emas pada Asian Games 2010 di Guangzhou (Tiongkok).
’’Saya masih ingat bagaimana perahu naga yang semula merupakan cabang underdog bila dibandingkan dengan kano dan rowing,’’ ujar Hadi.
Selain itu, Hadi hafal pelaksanaan pelatnas sejak 2006. Dia sendiri sudah kenyang asam garam pelaksanaan pelatnas sejak 2006. Pada 2006, Hadi bergabung dengan tim monitoring pelatnas bentukan Menpora saat itu, Adhyaksa Dault. Setahun berselang, dia masuk Satgas Pelatnas. Periode 2008–2010, dia menjadi bagian Program Atlet Andalan (PAL).
Kemudian, sejak Satlak Prima dibentuk pada 2010 hingga 2015 ini, Hadi menjadi bagian dari Satlak Prima. Mulai era Tono Suratman, Aslizar Tanjung, Sur- yadharma, hingga Suwarno, Hadi menilai, program Satlak Prima kurang mumpuni.
Selain Hadi, turut memberikan penilain positif kepada konsep Pak Cip adalah Sonny Kasiran (sekretaris jenderal PB PABBSI). Komitmen Pak Cip soal money following performance sudah terbukti saat beliau menjadi komandan PAL. Sonny lantas flashback persiapan Asian Games XVI/2010 Guangzhou. Saat itu, Eko Yuli Irawan dkk menyodorkan lima jadwal tryout dan kelimanya disetujui Pak Cip.
’’Kalau zaman Satlak Prima, itu kan ditawar. Saya minta tiga, cuma dikasih satu,’’ tutur Sonny. ’’Kalau bisa dua kali, satunya PABBSI biayai sendiri. Harapannya, kalau Pak Cip yang menjadi Kasatlak Prima, ya program tryout bisa mulus,’’ imbuhnya.
Melihat barisan mantan atlet dan praktisi yang mendukung, Pak Cip mengungkapkan itu adalah wujud keresahan kepada dunia olahraga Indonesia. Mengenai kesuksesan yang disebutkan di perahu naga saat menyumbangkan emas di Asian Games 2010, Pak Cip menuturkan bahwa itu terjadi karena cangkok ilmu dari pihak luar. Sebab, kalau tidak mengambil jalan itu, olahraga Indonesia semakin tertinggal oleh negara luar. ’’Kita juga harus menganalisis sisi tersebut kalau mau sukses,’’ tutur Pak Cip
Menurut dia, ada olahraga yang bisa digenjot dalam waktu dua sampai tiga tahun. Ada juga olahraga yang baru menghasilkan prestasi setelah lima sampai tujuh tahun. Perahu naga kebetulan masuk yang dua sampai tiga tahun. ’’Kalau menembak dan senam, dibutuhkan waktu lama,’’ katanya. (dra/c4/ady)