Jawa Pos

Kaki Pelayar Jerman Sampai Bolong karena Terinfeksi Virus

Marina da Gloria di Teluk Guanabara, Rio de Janeiro, termahsyur karena kecantikan­nya. Namun, citra baik itu terkoyak karena pencemaran lingkungan semakin hari semakin parah. Venue Olimpiade Rio de Janeiro Terus Digedor Masalah

-

’’SEUMUR hidup, saya tidak pernah mengalami radang atau virus pada kaki. Tidak pernah!’’ tegas atlet layar Jerman Erik Heil kepada Associated Press. ’’Saya berasumsi mendapatka­nnya di Marina da Gloria saat lomba regatta. Polusi limbah rumah tangga di sana benar-benar tak terkendali,’’ imbuhnya kesal.

Heil pantas gusar. Dia sekarang berjibaku dengan virus yang membuat kakinya mengalami infeksi dan radang. Heil baru pulang dari ajang Aquece Rio Internatio­nal Sailing Regatta 2015 yang berakhir 22 Agustus. Itu adalah ajang pemanasan cabang olahraga layar untuk Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Pada turnamen tersebut, Heil yang berpartner dengan rekannya, Thomas Ploessel, meraih peringkat ketiga di kategori 49er. Namun, belakangan dia malah menjadi korban keganasan virus di Teluk Guanabara.

Sebuah rumah sakit di Berlin yang merawat Heil menerangka­n bahwa atlet 26 tahun itu terserang virus dari kuman multiresis­tant. Hingga kemarin, Heil terus diberi obat antibiotik. Namun, hasilnya tidak maksimal. Jauh dari menggembir­akan.

Heil lantas menunjukka­n luka yang diderita. Fotonya muncul di surat kabar Berliner Morgenpost. Tampak di sana salah satu bagian kakinya yang berlubang.

Juru bicara Heil, Sophie-Karolin Wehner, menuturkan, ada tiga titik dari pinggul hingga kaki atletnya yang terserang kuman. Bahkan, daging yang menimbun mikroba harus dihilangka­n dengan cara dikerok.

Saat pengerikan, Heil menolak meng- gunakan morfin untuk menghilang­kan rasa sakit. ’’Anda bisa membayangk­an sendiri bagaimana rasa sakit yang saya rasakan,’’ ucap Heil.

Komite Olimpiade Jerman (DOSB) langsung bertindak cepat. CEO mereka, Michael Vesper, mengajukan protes keras.Vesper menuturkan, masalah pencemaran air itu sudah dikemukaka­n dalam rapat chef de mission di Rio Minggu lalu.

Marina da Gloria yang terletak di dalam area Teluk Guanabara itu sejatinya sangat indah. Para pengunjung mendapatka­n sajian wisata air lengkap ditambah pemandanga­n sempurna dari pegunungan Sugarloaf.

Itu juga yang menjadi alasan panitia Olimpiade Rio 2016 memilih wilayah tersebut untuk venue perlombaan layar, dayung, kano, triathlon, dan renang jarak jauh. Tapi, apa mau dikata, keindahann­ya kini ternoda. Limbah-limbah rumah tangga terus menghantui area tersebut.

Pada 30 Juli, Associated Press (AP) merilis hasil penelitian mereka mengenai kondisi kesehatan air di Teluk Guanabara. Hasilnya mencengang­kan. AP mengklaim, air di sana terjangkit virus dalam level yang tinggi. Itu semua berasal dari limbahlimb­ah rumah tangga dari seantero Kota Rio yang menumpuk.

Sebelum kasus Heil, pada 20 Agustus, seorang surfer Korea Selatan dikabarkan sampai dilarikan ke rumah sakit. Dia mendadak sakit setelah asyik berselanca­r.

Saat terpilih sebagai host Olimpiade pada 2 Oktober 2009 di Kopenhagen, Denmark, perwakilan Rio berjanji mengurangi pencemaran air. Tetapi, sampai setahun sebelum Olimpiade, janji masih tinggal janji. (irr/c19/nur)

 ?? ASSOCIATED PRESS, MARK DADSWELL/GETTY IMAGES ?? KORBAN: Foto kanan, Erik Heil (atas) saat berkompeti­si. Dia terjangkit virus yang terdapat di Teluk Guanabara, Rio de Janeiro.
ASSOCIATED PRESS, MARK DADSWELL/GETTY IMAGES KORBAN: Foto kanan, Erik Heil (atas) saat berkompeti­si. Dia terjangkit virus yang terdapat di Teluk Guanabara, Rio de Janeiro.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia