Ganjar Biaya Lebih Mahal
Bila Parkir di Bahu Jalan
GAYUNGAN – Makin banyak ruas jalan yang macet di kota ini. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya menengarai kemacetan tersebut disebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor.
Plt Kepala Dishub Kota Surabaya Irvan Wahyu Drajad menyebut pengguna kendaraan roda empat meningkat 5 persen tiap tahun. Peningkatan pengendara sepeda motor malah lebih banyak. ’’Sekitar 10 persen,’’ terangnya.
Jumlah tersebut bukan hanya kendaraan berpelat L. Kendaraan di luar Kota Surabaya juga sangat berpengaruh terhadap padatnya lalu lintas di Surabaya. ’’Kami memang tidak membatasi orang untuk membeli berapa banyak kendaraan,’’ jelas Irvan. ’’ Tidak ada hak untuk itu,’’ lanjutnya.
Tetapi, pihaknya memiliki cara tersendiri
Kerugian ekonomi yang disebabkan kemacetan itu sangat besar.’’
Plt Kepala Dishub Surabaya
untuk meminimalkan efek negatif dari peningkatan jumlah kendaraan itu. ’’Masyarakat akan membayar lebih mahal jika parkir di bahu jalan,’’ ungkap Irvan. Sebab, tidak semua paham etika menggunakan kendaraan di jalan. Masih banyak yang menggunakan tepi jalan untuk parkir. Perilaku-perilaku masyarakat seperti itulah yang turut berkontribusi dalam menjadikan jalanan di Surabaya padat. ’’Kerugian ekonomi yang disebabkan kemacetan itu sangat besar,’’ tuturnya.
Selain itu, dishub sudah memiliki beberapa cara untuk menangani masalah kemacetan tersebut. Yakni, pengadaan Surabaya intelligent transport system (SITS) dan patroli. SITS digunakan untuk mengatur jalan-jalan padat agar tetap bisa berjalan lancar. ’’Lampu merah akan berubah otomatis menyesuaikan dengan lalu lintas yang ada,’’ jelas Irvan.
Sejauh ini, sistem lalu lintas seperti itu cukup efektif dalam mengatur lalu-lalang kendaraan. ’’Memang belum semua wilayah di Surabaya menggunakan SITS itu. Tapi, ke depan akan ada di semua wilayah,’’ lanjutnya.
Selain SITS, ada kegiatan patroli yang setiap hari dilakukan dishub. Dalam patroli itu, dishub mengerahkan 5 mobil patroli dan 5 mobil derek yang disebar ke semua wilayah di Surabaya. ’’Kalau ada mobil yang ditemukan melanggar, akan digembosin dan diderek,’’ tutur Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional (Dalop) Dishub Surabaya Subagio Utomo. Menurut dia, cara tersebut cukup efektif untuk membuat jera pengendara.
Lebih lanjut, Irvan mengungkapkan beberapa kebijakan lain yang akan diterapkan dishub. Terutama berkenaan dengan pemakaian bahu jalan. Dia lantas membandingkan dengan Singapura dan Jepang yang mengharuskan penduduknya membayar sangat mahal untuk parkir mereka.
’’ Yang TKP (tempat khusus parkir) itu sudah cukup teratur. Parkir di TJU (tepi jalan umum) inilah yang cukup sulit,’’ ujarnya mengeluh. Harapannya, pengadaan parkir meter yang nanti diterapkan di TJU bisa menjadi awal untuk membuat lalu lintas yang lebih baik.( sus/c19/ai)
Irvan Wahyu Drajad