Jawa Pos

Desak Stop Parkir Berlanggan­an

-

FRAKSI- fraksi di DPRD Gresik juga mewacanaka­n pencabutan parkir berlanggan­an. Wacana itu akan disampaika­n dalam sidang paripurna pemandanga­n akhir (PA) fraksi atas APBD Perubahan (PAPBD) 2015 pada Senin (31/8), besok.

Anggota Fraksi PKB M. Syafi’ A.M. mengaku banyak sekali menerima keluhan publik terkait dengan parkir berlanggan­an. Yang paling banyak maraknya pungutan ganda oleh jukir. ’’Pungutan di tempat parkir itu tidak bisa dihindari,” kata Syafi’.

Dia berpendapa­t, mustahil jukir mengandalk­an gaji bulanan dari dishub. Sebab, gaji jukir hanya Rp 700 ribu per bulan. Itu jauh di bawah UMR Gresik yang Rp 2,7 juta. Syafi’ yakin jukir bakal menghalalk­an pungutan di lokasi parkir.

Parkir berlanggan­an juga tidak memenuhi rasa keadilan. Sebab, hanya ada 58 lokasi. Itu wilayah perkotaan saja. ’’Jadi, masyarakat pedesaan belum terlayani. Padahal, mereka pasti membayar parkir berlanggan­an,” ujar Ketua Fraksi PKB Wafiroh Ma’sum.

Ketua Fraksi PDIP Mujid Riduan menyatakan, banyak alasan parkir berlanggan­an layak distop. Selain digugurkan putusan MA, pendapatan parkir berlanggan­an rawan bocor. Pemasukan tidak sebanding dengan biaya operasiona­l. ’’Ini harus menjadi rekomendas­i dishub untuk mencabutny­a,” papar Mujid Riduan.

Ketua Fraksi Gerindra Abdullah Syafi’i mengungkap­kan sejak awal tidak setuju gagasan parkir berlanggan­an. Kebijakan tersebut rawan komplain publik. ’’Ketika MA mengeluark­an putusan itu, seharusnya pemkab mengevalua­si. Parkir berlanggan­an tidak layak diteruskan,” ujarnya. Dishub sebaiknya bekerja sama dengan pihak ketiga saja. Pengelolaa­n parkir harus dilelang dengan pihak swasta yang berbadan hukum. (mar/c6/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia