Asam Urat Bisa Picu Osteoarthritis
Wajib Pemanasan bagi Penggemar Olahraga High Impact
SURABAYA – Asam urat atau peradangan pada sendi tentu sangat mengganggu. Apalagi kalau rasa nyeri itu rajin datang. Jika dibiarkan, asam urat bisa menimbulkan osteoarthritis ( OA) atau kerusakan sendi.
’’Orang awam bilang adalah pengapuran. Namun, sebenarnya pengapuran itu tidak ada dalam istilah medis,’’ ujar Ketua Kolegium Ortopedi Indonesia Prof Dr dr Mohamad Hidayat SpB SpOT(K).
OA merupakan kerusakan pada sendi lutut. Penyakit itu tergolong penyakit de- generatif karena dipengaruhi faktor usia. ’’Penyebabnya karena ada yang berbeda dari seluruh komponen sendi. Contohnya tulang rawan, cairan sendi, serta ligamen,’’ terang Hidayat.
Lebih lanjut, dia menjelaskan alasan asam urat bisa menjadi faktor OA. Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya itu menuturkan, pada asam urat, yang terjadi adalah adanya peradangan di sendi. Tak terkecuali sendi lutut. ’’Asam bisa merusak komponen sendi sehingga bisa mengakibatkan OA,’’ bebernya.
Selain asam urat, penyebab lain OA digolongkan menjadi dua. Yakni, kelebihan stres pada lutut dan kelemahan jaringan. Kelebihan stres pada lutut bisa disebabkan kegemukan dan kecelakaan. Sementara itu, kelemahan jaringan dapat terjadi karena faktor usia dan genetik. ’’Asam urat termasuk kelebihan stres pada lutut,’’ jelasnya.
Walau tergolong penyakit degeneratif atau terjadi karena penuaan tubuh, OA tetap bisa dihindari. Misalnya dengan kegiatan memperkuat otot. Mereka yang gemar berolahraga high impact seperti sepak bola dan basket bisa melakukan pemanasan terlebih dahulu. ’’Agar otot siap beraktivitas,’’ katanya.
Menurut Hidayat, seseorang harus mengenali olahraga yang cocok untuk dirinya. Contohnya, mereka yang bertubuh tambun. Dokter spesialis ortopedi itu menyarankan agar memilih renang. ’’Renang kan tidak ada tumpuan,’’ ungkapnya.
Selain olahraga, alas kaki yang pas untuk kondisi kaki harus dikenali. Mereka harus memilih sesuai dengan bentuk kakinya. ’’Selain nyaman, nanti memengaruhi kondisi anatomi kaki,’’ ungkapnya.
Ada tiga cara untuk pengobatan OA. Yakni, tanpa obat, dengan obat, dan operasi. Hidayat menjabarkan, penyembuhan tanpa obat, antara lain, edukasi, fisioterapi, dan penurunan berat badan bagi mereka yang gemuk. ’’Operasi dilakukan ketika ada kerusakan yang parah dan pasien merasa terganggu. Kalau rusak tapi pasien tidak terganggu, dokter tidak boleh mengoperasi,’’ katanya saat ditemui setelah acara simposium Indonesian Hip and Knee Society (IHKS) di Shangri-La Hotel kemarin (29/8).
Pada acara upgrading bagi para ahli bedah lutut dan panggul tersebut, Hidayat didapuk menjadi pembicara soal menajemen penanganan OA. (lyn/c19/fat)