Metamorfosis Berbalut Koreo Akrobatik
SURABAYA – Totalitas di depan penonton bagi seorang penari adalah keniscayaan. Prinsip itu pula yang dijunjung tinggi Katherine Permatasari. Kemarin (29/8) siswa Belle Ballet School itu terlihat fokus berlatih sebelum tampil di panggung Ciputra Hall hari ini (30/8).
Dia dan teman-temannya menyatakan akan menampilkan koreografi yang menarik. ”Ini sedang rehearsal. Coba koreo, musik, sama lighting. Nanti kolaborasi sama penari Extreme Production,” ungkapnya.
Katherine tidak sendiri. Dia bersama 99 penari lainnya bakal tampil pada acara Dance Festival 2015. Mereka masuk dalam sembilan komunitas tari yang bakal menampilkan karakter masing-masing tim.
Fenny Sukamto selaku penasihat Ciputra Hall mengatakan, acara yang dilaksanakan untuk kali kedua itu diharapkan memberi dampak positif. ”Kami ingin acara ini bukan sekadar hiburan sambil lalu. Ketika ditonton, hiburan ini juga memberikan referensi kesenian tari di Indonesia,” ungkap Fenny.
Bertajuk The Beauty of Diversity, setiap komunitas dance diminta menampilkan karakteristik masing-masing. Misalnya, Sawung Dance Studio yang bakal menampilkan Bedayan Potehi. Studio tari asal Malang yang berdiri sejak 2012 itu bakal membawakan tari kreasi baru hasil akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa. ”Kami mempersiapkan penampilan ini sejak tiga bulan lalu,” ujar Diajeng Ragil, anggota Sawung Dance.
Extreme Production yang berasal dari Bali diwakili Ni Putu Eka Yuli Anggraeni dan Kadek Dwi Saputra. Mereka berdua adalah juara ketiga Indonesia Mencari Bakat. Eka dan Dwi bakal menampilkan aksi karya seni yang digabung dengan akrobatik dan sulur-sulur kain. Performance mereka bertajuk Metamorfosis. ”Persiapan kami tak banyak. Ini baru sampai Surabaya dan langsung rehearsal,” ujar Eka. (cik/c6/fat)