Ogah Kalah oleh Ruang Kasatserse
Mengapa DPR meloloskan proyek gedung senilai Rp 2,7 triliun? Salah satu alasannya, gedung yang ada sekarang dirasa tidak representatif. Hal itu membuat kinerja mereka tak maksimal. Tarik Ulur Megaproyek DPR
ngotot
Hmmm…
AKTIVITAS para anggota DPR berpusat di Gedung Nusantara I. Lantai 1 dan 2 digunakan untuk ruang sidang komisi. Selebihnya, mulai lantai 3 sampai 23, dibagi secara proporsional untuk kepentingan sepuluh fraksi. Setiap lantai memiliki denah lokasi yang sama. Yakni, tujuh lift di bagian tengah serta ruang kerja anggota DPR di sayap kiri dan kanan gedung yang dibangun pada 1997 itu.
Dengan asumsi ruangan tersebut dipadati seluruh anggota dewan, ada ribuan orang yang beraktivitas di gedung seluas 59 ribu meter persegi itu. Selain 560 anggota dewan, ada 1.120 staf dan 1.680 tenaga ahli. Rata-rata, setiap anggota dewan memiliki dua staf pribadi dan tiga tenaga ahli.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Winantuningtyastiti, ruangan anggota DPR berukuran 28–35 meter persegi. Rata-rata disekat menjadi dua. Ruang pertama digunakan untuk para staf. Letaknya persis setelah pintu masuk. Setelah itu, ada ruang pribadi anggota dewan.
Fasilitas untuk para staf adalah satu unit komputer yang berasal dari pengadaan periode lalu. Karena jumlah staf dan tenaga ahli bertambah, mereka harus bergantian menggunakan komputer.
Beberapa anggota dewan juga merenovasi sendiri ruang kerjanya. Ada juga yang menjebol ruang sebelah agar semakin luas. Ukurannya menjadi sekitar 48 meter persegi, seperti ruangan pimpinan DPR. Hal itu terjadi di ruang para pimpinan fraksi.
Semua ruangan para anggota dewan tersebut tidak memiliki toilet pribadi. Mereka harus menggunakan toilet umum yang ada di setiap sayap gedung. Jumlahnya empat.
Sedemikian parahkah ruang kerja anggota DPR? ”Kalau lihat ruang kepala seksi, kan ada jajaran meja staf, lalu ada kepala seksi, ya seperti itulah,” ujar Sekretaris Fraksi PKB Jazilul Fawaid kepada Jawa Pos.
Menurut Jazilul, para anggota dewan tidak memiliki ruang khusus untuk menerima tamu. Apalagi, antara ruangan anggota DPR yang satu dan lainnya hanya dibatasi sekat yang tidak permanen. ”Itu kan sekatnya cuma tripleks, nggak nyaman. Makanya, anggota DPR kalau melakukan pertemuan di hotel,” ujarnya.
Jazilul mengklaim bahwa pemerintah sudah sepakat dengan rencana pembangunan itu. Karena proyek tersebut bersifat multiyear, anggaran senilai Rp 2,7 triliun itu tidak digelontorkan seluruhnya pada 2016. ”Untuk awal (2016) juga tidak besar. Sekitar Rp 400 miliar. Itu untuk desain perencanaan dan survei,” terang dia.
Di sisi lain, Wakil Ketua Fraksi PAN