Bikin Sistem Terintegrasi, Dobrak Gaya Mafia
Menjelajah Corn Belt di Wilayah Midwest, Amerika Serikat (1)
Lahan pertanian menghampar luas di bagian tengah wilayah utara Amerika Serikat (AS). Membentang hijau dari Indiana, Iowa, Illinois, hingga Missouri. Lantaran didominasi jagung dan sebagian kedelai, daerah tersebut dijuluki corn belt alias sabuk jagung. Berikut laporan
wartawan Jawa Pos Mukas Kuluki yang baru kembali dari
Negeri Paman Sam.
HUJAN deras mengguyur Chicago, Illinois, ketika rombongan media asal Indonesia peserta Cochran Fellowship Program baru mendarat dari Des Moines, Iowa, Rabu pekan lalu (19/8). Enam jurnalis Indonesia dan wakil dari Departemen Pertanian AS (USDA) di Jakarta baru mengunjungi pusat riset dan pengembangan (R & D) Dupont di Johnston, Iowa. Sebelumnya, rombongan yang didampingi Associate Director External Relation The Borlaug Institute Julie Borlaug itu juga mengunjungi pusat R & D Monsanto di St Louis, Missouri.
Di tengah siraman hujan, rombongan melaju kencang dari Bandara Internasional O’Hare, Chicago, menuju Indiana. Di sana ada dua kompleks pertanian terpadu, terbesar, dan termodern di AS. Yaitu, Fair Oaks Farms di Fair Oaks dan Tom Farms di Leesburg. Tak sampai dua jam, rombongan tiba di Fair Oaks yang berjarak sekitar 140 km dari Chicago.
Sue McCloskey, pemilik Fair Oaks Farms, langsung menyambut ramah. Dia lantas mengajak berkeliling sembari menjelaskan sejarah Fair Oaks Farms yang didirikan pada 1994 bersama suaminya, Mike. Sue bercerita, kala itu dirinya ingin membikin tero- bosan baru ketika bisnis pertanian banyak yang dikelola dengan gaya ’’mafia’’. ’’Salah satu contohnya, produksi dan distribusi masih menggunakan sistem tertutup yang susah ditembus pemain baru. Saat itu juga sulit mencari pelanggan,’’ tuturnya.
Untuk mendobrak sistem yang sudah berlangsung bertahun-tahun, Sue yang tak punya backgroud pertanian menggandeng sejumlah keluarga petani di daerah itu. Mereka diajak bekerja sama dan bersinergi menggarap pertanian dan peternakan. Dari situlah lantas lahir Fair Oaks Farm. Secara keseluruhan, Fair Oaks Farm mempunyai lahan lebih dari 35 ribu acre (sekitar 14.162 hektare). Sebagian besar lahan ditanami jagung, terutama produk hasil bioteknologi, untuk pakan 35 ribu ekor sapi.
Mengelola pertanian yang luas dan puluhan ribu sapi perah bukanlah perkara mudah. Namun, berkat implementasi teknologi, semua bisa dilakukan dengan praktis dan produktif. Salah satu teknologi modern diterapkan saat memerah susu. Menggunakan platform melingkar seperti wahana komedi pu- tar, susu diperah secara otomatis.
Secara bergantian, 72 ekor sapi keluar masuk platform tanpa ditarik atau didorong. Masing-masing nangkring selama delapan menit. Hanya dibutuhkan waktu sekitar tujuh jam untuk mengambil susu 3.000 ekor sapi. Tiap ekor bisa menghasilkan 23 liter susu yang dialirkan secara langsung ke tangki penampung. ’’Anda bisa lihat sapi-sapi itu sangat enjoy saat diambil susunya,’’ kata Sue.
Dari tangki penampung, ada susu yang diolah, ada pula yang langsung dikirim kepada konsumen. Perusahaan-perusahaan raksasa sudah menjadi pelanggan setia. Sebut saja CocaCola dan retailer makanan segar HEB Grocery. Produk Fair Oaks Farms juga banyak mengisi supermarket dan minimarket di AS. ’’Kami punya armada 42 truk trailer yang siap mengirim produk ke pelanggan,’’ tambahnya. (*)