Jawa Pos

Depresi Campuran Berisiko Bunuh Diri

-

AMSTERDAM – Hati-hati jika memiliki keluarga yang tengah tertekan dan mengalami kegelisaha­n. Sebab, orangorang seperti itu mempunyai risiko bunuh diri cukup tinggi. Hal tersebut diungkapka­n para peneliti dalam kongres ke-28 European College of Ne uropsychop­harmacolog­y (ECNP) di Amsterdam, Belanda, beberapa waktu lalu.

Para peneliti mengamati 2.811 orang yang mengalami depresi. Sejauh ini ada 628 pasien yang berusaha bunuh diri. Terdapat beberapa parameter yang dipelajari dari keseluruha­n pasien. Termasuk di antaranya usaha bunuh diri yang pernah dilakukan sebelumnya, sejarah keluarga, perawatan dulu dan saat ini, serta kondisi klinis pasien.

’’Kami menemukan bahwa pasien dengan kondisi depresi campuran lebih sering melakukan usaha bunuh diri. Inilah kondisi saat pasien depresi juga memiliki gejala senang berlebihan atau mania,’’ ujar Dr Dina Popovic, salah seorang penulis jurnal tentang bunuh diri.

Karena itulah, kadang-kadang keluarga tidak mengira bahwa si pasien berusaha bunuh diri. Sebab, dari luar dia tampak bahagia. Selain itu, ada ciri lain. Yaitu, orang tertekan yang kerap gelisah, impulsif, serta punya kebiasaan yang berisiko. Misalnya saja, kerap mengemudi dengan cara sembrono. Orang-orang seperti itu memiliki resiko bunuh diri lebih tinggi 50 persen.

Saat ini jumlah orang yang bunuh diri terus meningkat setiap tahun. WHO menyebutka­n bahwa lebih dari 800 ribu kasus bunuh diri terjadi pada 2012. Di Inggris, pada 2013 ada 6.233 kasus bunuh diri. Di Amerika Serikat (AS), jumlah pria yang bunuh diri empat kali lebih banyak daripada perempuan. (BBC/sha/c14/tia)

Depresi campuran adalah saat pasien depresi juga memiliki gejala senang berlebih

an atau mania.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia