Remittance Ekstrem dari TKI Ponorogo
Manfaatkan Dolar Mahal
PONOROGO – Melemahnya nilai tukar rupiah tidak hanya berdampak negatif. Setidaknya bagi masuknya uang ke Kabupaten Ponorogo. Beberapa warganya yang menjadi TKI membuat Kota Reog justru kelimpahan tambahan devisa masuk yang besar.
’’Besaran remittance (kiriman uang dalam bentuk valuta asing dari luar negeri) pada Agustus meningkat dua kali lipat dibandingkan rata-rata Januari–Juni,’’ kata Ratna Putri Septiani, manajer pelayanan Kantor Pos Ponorogo, kemarin.
Ratna menyatakan, nominal berjumlah Rp 25 miliar selama Agustus. Dia sengaja tidak membandingkan dengan kiriman TKI pada Juli yang berada di angka Rp 31 miliar lantaran bersamaan dengan Lebaran dan tahun pelajaran baru.
Lantaran nilai tukar rupiah menurun, pihaknya menuturkan, transfer meningkat tajam. ’’Selama Agustus tercatat 9.367 transaksi,’’ jelas perempuan berjilbab itu.
Bahkan, 11.303 transaksi terulang sepanjang Juli. Kiriman uang terbesar berasal dari Hongkong, lalu Taiwan, Tiongkok, Arab Saudi, dan Malaysia. Para TKI yang mengirim uang miliaran itu berasal dari kantong-kantong TKI di Kecamatan Kauman, Jetis, dan Balong.
Ratna mengungkapkan, kantor pos di tiga kecamatan itu tercatat paling sibuk. ’’Juli dan Agustus adalah transaksi ekstrem,’’ jelasnya.
cenderung landai saat nilai rupiah stabil. Kondisi tersebut bergantung momentum hari- hari besar. Sepanjang Januari hingga Juni 2015, misalnya. Jumlah kiriman uang dari TKI hanya separo dibandingkan dengan Agustus.
’’Padahal, 31 hari pada Agustus, tidak ada momen yang menjadi alasan TKI untuk mengirim uang secara besarbesaran. Selain nilai tukar dolar yang menguat,’’ paparnya. Remittance September diprediksi tetap tinggi saat rupiah tidak kunjung menguat. Apalagi, bersamaan dengan momentum Idul Adha. Para TKI bakal mengirim uang lebih untuk membeli hewan kurban.
’’Kalau remittance September nanti melebihi Agustus, dapat ditarik kesimpulan efek nilai tukar rupiah yang melemah,’’ papar Ratna.
Selain itu, dia menjelaskan, Senin dan Jumat merupakan transaksi padat. Sebab, para TKI biasanya mengirim uang pada hari Sabtu, bersamaan dengan libur. Nah, pengambilan menumpuk ketika Senin. ’’ Jumat ramai karena kebiasaan masyarakat yang baru mengambil uang akhir pekan,’’ jelasnya. (agi/hw/c15/ano)