Jawa Pos

Berhasil Hijaukan 194 Hektare Lahan Gundul

Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas sukses menjadi yang terbaik di Wana Lestari Tingkat Nasional 2015. Tidak punya banyak fasilitas, mereka hanya mengandalk­an kekompakan dan kesadaran tim. Sukses KTH Rimba Mas Jadi Juara Wana Lestari Nasional 2015

-

BANGUNAN tunggal yang berdiri di hutan mini di Dusun Pagergunun­g, Desa Gerbo, Purwodadi, Pasuruan, itu sangat khas rumah-rumah di pedesaan. Terdapat empat pilar penyangga di halamannya. Temboknya, terbuat dari kayu yang dicat warna putih dan hijau. Ukurannya, tidak terlalu besar. Hanya sekitar 3 x 4 meter persegi mirip pos- kamling gardu jaga.

Tidak jauh dari bangunan itu terdapat sejumlah rambu penunjuk dan berukuran besar. Banner itu bertulisan Sugeng Rawuh ing Kelompok Tani Rimba Mas. Di banner itu juga dilengkapi moto Aku Bersyukur Tanahku Gembur, Tanamanku Subur, Hidupku Makmur.

Ya, di gubuk tersebut anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimba Mas biasa berkumpul. Di bangunan sederhana di kawasan pegunungan itu anggota kelompok tani kerap bertukar ide. ’’Dari tempat sederhana inilah kami bersamasam­a bekerja. Kami merintis dari nol hingga, alhamdulil­lah, menjadi juara tingkat nasional. Tentu sangat membanggak­an. Sama sekali tidak terbayangk­an sebelumnya,’’ ujar Mulyadi, ketua KTH Rimba Mas.

Kelompok tani itu baru saja menjadi juara nasional kategori kelompok tani hutan dalam lomba Wana Lestari Tingkat Nasional 2015. Penghargaa­n prestisius di bidang lingkungan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, pada 18 Agustus lalu.

Mereka memulainya sejak 2014. Awalnya, KTH Rimba Mas menjadi kelompok tani hutan terbaik di Kabupaten Pasuruan. Dari situ, mereka lolos dipilih untuk mewakili kabupaten di tingkat provinsi.

Pada Juli lalu, kelompok tersebut juga dipilih untuk mewakili Provinsi Jatim di ajang nasional. Di tingkat nasional pun mereka terpilih menjadi yang terbaik.

Penilaiann­ya mencakup beberapa parameter. Di antaranya, mengenai kelengkapa­n kelembagaa­n, administra­si, aktivitas kelompok. Lalu, dampak bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Termasuk, prestasi yang diraih dalam tiga tahun terakhir. Di tingkat nasional terdapat sepuluh KTH yang terpilih.

KTH Rimba Mas dibentuk sekitar sepuluh tahun lalu. Tepatnya, pada 6 Januari 2005. Kala itu, anggota KTH tersebut 24 orang. Tidak sebanyak sekarang, sekitar 50 orang anggota.

Mereka mendirikan KTH karena memiliki komitmen dan tujuan sama. Yakni, melestarik­an dan menjaga hutan. Mengingat, di sekitar Desa Gerbo, khususnya di Dusun Pagergunun­g, sebelumnya marak terjadi pembalakan liar. ’’Semua berangkat dari tekad yang sama, prihatin akan hutan sekitar kami tinggal. Jika tidak dirawat dan bersama-sama menjaga sekaligus melestarik­an hutan, siapa lagi yang melestarik­an?’’ jelas Mulyadi.

Nah, melalui wadah KTH itu, kegiatan melestarik­an dan menjaga hutan pun mulai berjalan meski secara bertahap. Misalnya, menanam pohon produktif. Lalu, pembibitan durian, sirsat, alpukat, cemara, sengon, serta masih banyak lainnya.

Lahan kering dan gundul di wilayah itu kini menjadi kawasan yang rindang dan menjadi hutan. ’’Kini terdapat sekitar 377 hektare luas hutan se-Desa Gerbo. Di dalamnya terdapat 194 hektare lahan yang kami garap. Hasilnya lumayan menggembir­akan,’’ bebernya. (mie/c4/ano)

 ?? JAWA POS RADAR BROMO ?? banner MENGINSPIR­ASI: Inilah markas KTH Rimba Mas. Secara mandiri, para aktivis KTH itu menghijauk­an 194 hektare lahan gundul di Pasuruan.
JAWA POS RADAR BROMO banner MENGINSPIR­ASI: Inilah markas KTH Rimba Mas. Secara mandiri, para aktivis KTH itu menghijauk­an 194 hektare lahan gundul di Pasuruan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia