Jawa Pos

Jokowi Dorong Reformasi Sepak Bola

-

GIANYAR – Tendang dan lari. Itulah gaya khas Presiden Joko Widodo saat membuka Piala Presiden 2015 di Stadion Kapten Dipta, Gianyar, Bali, kemarin sore ( 30/ 8). Gayanya persis saat Jokowi membuka Piala Kemerdekaa­n. Bedanya, kemarin Jokowi menggunaka­n kaki kanan.

Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam tampak semringah. Apalagi melihat tribun stadion dipenuhi puluhan ribu suporter yang antusias. ’’Sepak bola Indonesia sudah kembali bergairah,’’ katanya.

Tendangan Jokowi mengawali partai pembuka antara Bali United dan Persija Jakarta. Pertanding­an tersebut dimenangka­n tim tuan rumah dengan skor telah 3-0

lalu, trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar harus diakui sebagai kolaborasi lini serang terbaik di dunia. Lihat saja gelar mereka. Akankah musim ini berulang atau para penantang yang mengubah keadaan. Berikut kolaborasi lini

depan klub elite Eropa.

Menurut Jokowi, tidak masalah Indonesia disanksi FIFA dan tidak bisa bertanding di event internasio­nal. Banyak negara yang pernah mengalami hal serupa. ’’Ini kesempatan untuk mereformas­i sepak bola kita,’’ ujar Jokowi yang membaca pidato selama sekitar empat menit itu.

Pidato singkat Jokowi pada pembukaan turnamen berhadiah Rp 3 miliar tersebut sekaligus melegitima­si keberadaan Tim Transisi Reformasi Tata Kelola Sepak Bola Indonesia. Menpora Imam Nahrawi yang duduk tak jauh dari Jokowi pun terlihat manggut-manggut dan tersenyum mendengar ucapan Jokowi tersebut. Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang juga hadir terlihat serius mendengark­an pidato presiden.

Cheppy T. Wartono, salah seorang anggota Tim Transisi PSSI, menyatakan, pertemuan antara Imam Nahrawi dan La Nyalla di sela-sela pertanding­an antara tuan rumah Bali United Pusam FC melawan Persija Jakarta itu bukanlah bentuk rekonsilia­si antara Menpora dan PSSI. Bagi Tim Transisi, posisi PSSI pimpinan La Nyalla sudah jelas. Dibekukan.

’’Motif mereka (PSSI, Red) sudah jelas, ingin mencari simpati dan legitimasi pemerintah. Tapi, instruksi presiden juga sudah sangat jelas, bahwa tidak akan pernah berkomprom­i dengan segala kejahatan dalam sepak bola, terutama para mafia dalam sepak bola,’’ ujar Cheppy. ’’Jadi, kami pun tidak akan mundur walau satu langkah,’’ sambungnya.

Politikus PDIP itu menambah kan, pertemuan antara Menpora dan La Nyalla dalam pembukaan turnamen Piala Presiden tersebut justru membuktika­n kepada publik bahwa tidak ada masalah pribadi antara keduanya. Apalagi, itu bukan pertemuan biasa, tetapi juga diiringi jabat tangan dan senyum manis oleh keduanya.

’’Jadi, semua sudah jelas. Prasangka bahwa Menpora membekukan PSSI karena tidak suka dengan sosok La Nyalla terbukti tidak benar,’’ tambah Cheppy.

Anggota Tim Transisi PSSI lainnya, Diaz Hendropriy­ono, menambahka­n, pihaknya juga tengah menyiapkan kongres luar biasa (KLB) PSSI untuk mencari ketua umum PSSI yang baru. ’’Rencana KLB PSSI kami gelar pada Desember 2015,’’ ujar Diaz. (mei/dik/c17/tom)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia