Jawa Pos

Dua Andalan Tetap di Tanah Air

-

JAKARTA – Tidak semua lifter pelatnas proyeksi Olimpiade Rio 2016 berkesempa­tan menimba ilmu ke Tiongkok. Dua di antara sebelas lifter harus tinggal di tanah air demi pemantauan yang lebih mudah. Sri Wahyuni Agustiani di kelas 48 kg putri dan Syarah Anggraini (53 kg putri) ditinggal di Bekasi lantaran dipantau pelatihnya Supeni.

’’Laporan per harinya tetap kami laporkan ke manajer pelatnas. Jadi, jangan khawatir tidak terpantau,’’ tutur Peni, sapaannya.

Dengan demikian, hanya sembilan nama yang bertolak ke Tiongkok kemarin dini hari (30/8). Mereka adalah Surahmat (56 kg putra), M. Furqon (56 kg putra), Eko Yuli Irawan (62 kg putra), M.Hasbi (62 kg putra), I Ketut Ariana (69 kg putra), Deni (69 kg putra), Triyatno (77 kg putra), Imam Jamaludin (85 kg putri), dan Dewi Safitri (53 kg putri). Lebih lanjut Peni mengungkap­kan, Yuni dan Syarah tetap tinggal di tanah air karena ada kepentinga­n lain. Yaitu, mereka harus fokus menjelang prakualifi­kasi PON yang dilangsung­kan pada Oktober mendatang di Bandung. Menurut dia, prakualifi­kasi PON jadi fase penting bagi kelanjutan mereka di pelatnas.

Manajer pelatnas angkat besi Alamsyah Wijaya menuturkan, Yuni dan Syarah akan ditinjau di prakualifi­kasi PON pada Oktober mendatang. Jika latihan di Bekasi bagus, mereka tetap moncer di prakualifi­kasi PON.

’’Kalau angkatan mereka di bawah yang nonpelatna­s, ya akan kami ganti,’’ ujar Alamsyah. ’’ K a l a u mereka masih

yang ter baik, ya akan tetap berangkat ke Houston, AS, buat prakualifi­kasi olimpiade,’’ tambahnya.

Yuni dan Syarah memang menjadi tulang punggung Indonesia untuk bertanding di prakualifi­kasi olimpiade di ajang Kejuaraan Dunia 2015 di Houston, Amerika Serikat (AS). Tahun lalu pada kejuaraan dunia di Almaty, Kazakhstan, Yuni finis di posisi keempat, sedangkan Sarah di posisi ke-16.

Peni lantas menjelaska­n, Deni yang juga anak asuhnya sebenarnya berat dilepas buat berlatih ke Tiongkok. Namun, Deni dipertimba­ngkan lebih bisa beradaptas­i dengan cepat dibandingk­an dua rekannya itu. ’’Deni cowok. Saya kira lebih gampang buat dia soal makan, komunikasi dengan keluarga, atau hal lainnya dibandingk­an Yuni dan Syarah,’’ tutur Peni. (dra/c15/ady)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia