Jawa Pos

Harga Cabai Naik Drastis

Kekeringan, Hasil Panen Minim

-

WONOKROMO – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Wonokromo terus meningkat. Bukan hanya pembeli, pedagang pun berharap harga dapat kembali normal.

Berdasar pantauan Jawa Pos, cabai rawit mengalami peningkata­n harga paling tinggi. Jumat lalu (28/8) harga cabai rawit masih Rp 50 ribu per kilogram (kg). ”Saat ini harganya sudah mencapai Rp 60 ribu per kilogram,” ungkap As, salah seorang pedagang di Pasar Wonokromo.

Harga beras ikut berubah meskipun kenaikanny­a tidak sedrastis harga cabai rawit. Misalnya, harga beras cap Belimbing masih tetap pada angka seminggu yang lalu, yakni Rp 9.500 per kg. Kini harganya Rp 10.500. Tidak jauh berbeda, harga beras cap Jeruk Manis naik dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu per kg. ”Sedangkan beras mentik meningkat dari Rp 12 ribu menjadi Rp 12.500,” ucap Widarti, seorang pedagang.

Harga kacang tanah setali tiga uang. Selama hampir dua minggu harga kacang tanah meningkat dari Rp 24 ribu menjadi Rp 26 ribu per kg. Kenaikan harga bahan-bahan tersebut, lanjut dia, tidak lepas dari faktor kekeringan yang memengaruh­i masa panen petani. ”Suplai di pasar semakin berkurang, sedangkan pasokan dari panen sama sekali tidak ada,” ujar perempuan 68 tahun itu.

Widarti bahkan menganggap ada pengaruh pelemahan rupiah terhadap USD di pasaran. Bukan hanya itu, isu pemutusan hubungan kerja (PHK) juga sudah menyebar di kalangan masyarakat seiring dengan kenaikan dolar AS.

Kenaikan harga tersebut, kata Widarti, tentu berdampak pada masyarakat berpenghas­ilan paspasan. Dia berharap harga-harga yang naik dapat normal lagi. ”Khawatirny­a semakin naik, aduh, jangan sampai,” imbuh istri pensiunan TNI-AL tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Joestamadj­i menjelaska­n, kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini tidak lepas dari pengaruh badai El Nino. ”Badai tersebut sudah tiga bulan terjadi dan tidak tahu kapan akan berakhir,” ucapnya.

Menurut Joestamadj­i, pemerintah pusat sudah melakukan in t ervensi terkait persoalan ke ke ringan untuk memenuhi swasembada pangan. Utamanya pada musim kemarau ini. ” Pemerintah pusat sudah membuat hujan buatan di Jawa Barat,” katanya.

Dalam skala Surabaya, lanjut Joestamadj­i, pihaknya meminjamka­n delapan alat pompa beserta bahan bakar gratis untuk para petani. Terutama mereka yang menanam mulai Maret sampai Agustus. Sebab, dinas pertanian memprediks­i 15 hektare lahan gagal panen karena kekeringan. Tapi, akhirnya lahan tersebut berhasil diselamatk­an. Di Surabaya terdapat total 1.450 hektare lahan pertanian. Selain padi, ada yang ditanami cabai, tomat, dan sayuran. ”Akhir Agustus ini baru panen kok,” ucapnya. (ton/c9/nda)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? AYO CEPAT: Para peserta lomba egrang beradu cepat di Jalan Tambak Sari, depan Gelora 10 November, kemarin.
DIPTA WAHYU/JAWA POS AYO CEPAT: Para peserta lomba egrang beradu cepat di Jalan Tambak Sari, depan Gelora 10 November, kemarin.
 ?? GALIH COKRO/JAWA POS ?? MAHAL: Seorang pedagang di Pasar Wonokromo menunjukka­n stok cabai merah.
GALIH COKRO/JAWA POS MAHAL: Seorang pedagang di Pasar Wonokromo menunjukka­n stok cabai merah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia