Jawa Pos

Cerita Nelayan seperti Gresik Bukan Kota Industri

Minat remaja Kota Giri kepada film semakin besar. Tidak hanya menonton, mereka telah membuat film sendiri. Undelivere­d, Film Pelajar Pertama yang Diputar untuk Umum

-

SABTU malam (29/8) Kampung Kemasan ramai oleh anak-anak muda. Kota Tua yang sangat dikenal sebagai cagar budaya itu menarik hati pegiat film komunitas Gresik Movie. Mereka menghadirk­an film pelajar di sana.

’’ Tak hanya edukasi tentang film. Kami menggelarn­ya di (Kampung) Kemasan juga untuk mengingat lagi peninggala­n bersejarah di Gresik,’’ ungkap M. Zainal Hartanto, ketua pelaksana.

Selain tujuan itu, Gresik Movie ingin terus mendekatka­n film-film lokal kepada masyarakat. Tujuan khususnya adalah merangsang penduduk sekitar, khususnya remaja, agar turut menyatakan wacana budaya melalui film juga.

Biasanya, setiap bulan mereka memutar film karya komunitas sendiri. Atau, kiriman komunitas serupa di luar kota. Malam itu ada yang berbeda. ’’Kami putar film berjudul Undelivere­d karya siswa SMAN 1 Gresik,’’ kata Irfan Akbar, anggota Gresik Movie.

Menurut Irfan, selama hampir empat tahun komunitas tersebut aktif di perfilman lokal, baru kali ini ada film karya pelajar yang di- review dan dipublish. ’’Jangankan di- review, diputar untuk umum saja belum ada,’’ ujar lelaki yang lahir pada 14 Agustus 1991 itu.

Padahal, siswa-siswa di Smanusa, SMAM, SMKN 1 Cerme, dan beberapa sekolah lain memiliki ekstrakuri­kuler sinematogr­afi. Mereka cukup aktif memproduks­i film-film pendek.

Biasanya, tambah Irfan, sulit memutar film pelajar untuk umum. Ada benturan di birokrasi sekolah. Alasannya, perlu ada izin guru atau kepala sekolah.

Kali ini, Al Dinar Abnan, sutradara Undelivere­d, tidak berkeberat­an filmnya diputar untuk umum. Dinar bersama sepuluh kawannya membuat film Undelivere­d untuk sebuah Festival Film Pendek Pos 2015 di Bandung. Film dikirim 25 Agustus lalu. Hasil festival akan diumumkan pada 21 September.

Dinar menyatakan, ini memang kali pertama dirinya membuat film berdurasi sekitar 20 menit. Membuatnya butuh waktu lebih dari sebulan, saat libur Ramadan. Awalnya, remaja 16 tahun itu suka membuat video-video pendek di akun Instagram- nya. Dinar menimba ilmu dalam seminar perfilman oleh Salman Aristo di Surabaya Maret. Dia tergerak untuk segera berkarya melalui film.

’’Saya ajak teman-teman,’’ terang siswa kelas XI Smansagres itu.

Film buatannya berhasil menguatkan identitas Gresik sebagai kota pesisir sejak awal film. Visualisas­i bermula dari dermaga hingga kesibukan nelayan. Lalu diperkuat narasi tentang beratnya hidup di pelabuhan. Undelivere­d seolah menjauhkan penonton terhadap presepsi Gresik sebagai kota yang ditumbuhi ribuan pabrik. Penonton pun berdesakan di Kampung Kemasan. ’’Kami selalu yakin apresiasi akan datang,’’ tutur Irfan. (c19/roz)

 ?? ANDINA/JAWA POS ?? LATAR FILM: Salah satu adegan film Undelivere­d di Bandara Juanda. Salah seorang pemeran perempuan memutuskan hendak merantau ke luar Gresik.
ANDINA/JAWA POS LATAR FILM: Salah satu adegan film Undelivere­d di Bandara Juanda. Salah seorang pemeran perempuan memutuskan hendak merantau ke luar Gresik.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia