Jawa Pos

Banyak Peluang Kerja di UKM Produsen Jilbab

-

GRESIK – Usaha kecil menengah (UKM) di Kota Giri terus menanjak. Di tengah penurunan kurs rupiah terhadap dolar Amerika yang banyak dikeluhkan pengusaha besar, mereka justru menggenjot produksi. Tenaga kerja sampai kurang.

Kekurangan tenaga kerja tersebut dirasakan perajin jilbab di Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar. Itu memang sentra penghasil jilbab. Jumlah UKM jilbab di desa tersebut mencapai 25 unit. Permintaan produk terus datang.

Lilik Masrukhah, salah seorang perajin, mengatakan harus turun tangan untuk membantu pegawainya. Pada hari-hari normal, dia menghasilk­an sekitar 10 kodi jilbab. Lilik merasa kekurangan tenaga. ”Pesanan jilbab selalu mengalir,” ungkapnya kepada Jawa Pos kemarin (29/8).

Ibu dua putri itu mengatakan tidak mudah menemukan tenaga kerja. Sebab, anak-anak muda Kota Giri lebih memilih bekerja di pabrik. Alasan mereka, bayaran sudah standar upah minimum kabupaten (UMK). ”Pabrik-pabrik baru di sini kan sudah banyak,” imbuhnya. Pegawai apa yang dibutuhkan? Lilik menyatakan mencari tenaga produksi. Di antaranya, tukang jahit, finishing, dan pengemasan.

Bukan hanya Lilik. Perajin lain di Desa Banyuwangi, Rohmah, juga mengaku sulit mencari tenaga penjahit yang berkualita­s. ”Susah sekali cari,” ungkapnya. Tukang jahit yang bagus, kata Rohmah, sangat penting untuk menghasilk­an jilbab berkualita­s. Produk jilbab harus bersaing di pasar.

Rohmah menambahka­n, produsen jilbab sangat banyak. Baik di Gresik maupun daerah lain, bahkan hingga negara tetangga. Persaingan juga ketat. Karena itu, menjaga kualitas jilbab sangat penting. (fel/c7/roz)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia