Support Anggota dari Nol hingga Miliki Beberapa Usaha
Tidak semua orang memiliki citacita sebagai pengusaha sejak awal. Namun, wawasan tersebut bisa terbuka setelah bergabung dengan komunitas wirausaha. Misalnya, yang dilakukan Komunitas Pelopor Usaha Gresik (KPUG). KPUG yang Getol Sebarkan Virus Wirausa
SUGENG Priasto tampak sibuk mengatur pengiriman bubuk kopi. Rencananya, bubuk kopi yang merupakan produksinya sendiri itu diantar ke beberapa warung kopi (warkop) di sekitar Gresik. Warung-warung tersebut juga merupakan milik Sugeng dengan bendera perusahaan UD Naila Sentosa Alami (NAS).
Selain kopi dan warkop, NAS bergerak di bidang jasa usaha laundry dan katering. Setiap bulan omzet NAS tidak kurang dari Rp 25 juta. ’’Dulu, saya hanya seorang karyawan kontrak sebuah perusahaan swasta yang berpenghasilan tidak seberapa. Setelah menjadi anggota KPUG, untuk menjadi seorang pengusaha mulai terbentuk,’’ katanya Sugeng, wakil ketua KPUG.
Sugeng menambahkan, pemikiran membuka usaha semula tidak ada. Saat bergabung dengan KPUG akhri tahun lalu, niat untuk menjadi seorang pengusaha muncul tidak terbendung. ’’ Kini saya lebih menikmati peran saya sebagai pengusaha ketimbang hanya seorang karyawan,’’ ujarnya.
KPUG merupakan sebuah komunitas yang berdiri sejak Desember 2014. Berawal dari 27 orang yang saling sharing mengenai kegiatan wirausaha, kini jumlah anggota aktif KPUG bertambah mencapai 230 orang yang tersebar dari ujung selatan hingga utara Kota Giri.
Anggota KPUG terdiri atas berbagai kalangan. Mulai mahasiswa, karyawan, hingga ada yang sudah memiliki usaha. ’’Kami tak membatasi latar belakang anggota. Yang penting memiliki KTP Gresik,’’ ucap penasihat KPUG M. Ismail Fahmi.
KPUG didirikan untuk memperbanyak teman sharing berwirausaha dan menciptakan pengusaha muda. Setiap anggota yang ingin menjadi seorang pengusaha pasti didukung KPUG, mulai nol hingga sudah memiliki beberapa usaha.
Pendampingan tersebut bisa berupa motivasi berwirausaha, tip menjadi pengusaha, perolehan modal, packaging, pemasaran, hingga pelatihan ekspor dan impor. ’’Semua fasilitas itu berasal dari dana iuran setiap anggota,’’ ujar Ismail.
Untuk modal, para anggota dimudahkan mengakses KUR (kredit usaha rakyat) dan memanfaatkan CSR ( corporate social
BUMN setempat. Bantuan yang sudah diberikan dari BUMN tercatat Rp 470 juta dan dibagikan kepada 57 anggota. Setiap anggota mendapatkan modal berbedabeda, bergantung jenis usahanya. Mulai Rp 5 juta hingga Rp 20 juta.
Dari hasil binaan tersebut, KPUG telah menciptakan 57 pengusaha. Berbagai macam usaha, mulai makanan, minuman, jasa pelayanan, konveksi, hingga kerajinan rotan, pun sukses. ’’Alhamdulillah berbagai usaha telah tercipta dan bisa memberikan lowongan pekerjaan bagi yang lain,’’ papar laki-laki berusia 27 tahun tersebut.
Contoh pengusaha lain yang mendulang kesuksesan adalah Fatryan Prayuda. Laki-laki berusia 19 tahun tersebut memiliki sebuah warung makan pecel yang terkenal dengan nama Pecel Mbok Ayu. Meski masih berstatus mahasiswa, dia mampu mendapat omzet puluhan juta rupiah setiap bulan. (*/c15/dio)