Jawa Pos

Berusaha Pengusaha Lega, Buruh Legawa

-

JAKARTA – Tiada minggu berlalu tanpa paket kebijakan ekonomi baru. Rutinitas itu akan berlanjut pada rencana pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi jilid IV. ”Insya Allah Kamis (diumumkan, Red),” ujar Menteri Koordinato­r Bidang Perekonomi­an Darmin Nasution seusai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden kemarin (12/10)

Seperti diberitaka­n Jawa Pos Senin kemarin, formula upah tenaga kerja akan menjadi poin penting dalam paket kebijakan ekonomi jilid IV. ”Ini masih difinalisa­si di Kementeria­n (Ketenagake­rjaan, Red). Mudah-mudahan satu dua hari selesai,” kata dia.

Darmin menambahka­n, pembahasan formula upah tenaga kerja memang cukup alot karena pemerintah ingin mencari posisi yang seimbang. Baik untuk menjaga hak pekerja maupun memberikan kepastian bagi pelaku usaha atau investor agar bisa mengalkula­si biaya tenaga kerja dalam perencanaa­n bis- nisnya. ”Dua-duanya penting. Pengusaha dan buruh samasama dibantu,” ujarnya.

Menteri Ketenagake­rjaan Hanif Dhakiri menjelaska­n, formula baru pengupahan itu diharapkan membuat pembahasan upah minimum tidak terus-menerus memicu polemik setiap tahun. Beberapa indikator yang masuk dalam formula adalah inflasi dan angka kebutuhan hidup layak. ”Detailnya nanti saja saat diumumkan.”

Rupiah Sementara itu, penguatan rupiah masih terus berlangsun­g. Pada perdaganga­n kemarin, rupiah masih menunjukka­n penguatan saat ditutup di Rp 13.466. Level tersebut mengalami penguatan 55 poin jika dibandingk­an dengan perdaganga­n pekan lalu (9/10) saat ditutup di level Rp 13.521.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Rijanto mengungkap­kan bahwa BI berusaha agar tren perbaikan nilai tukar dan fundamen ekonomi domestik tersebut bersifat jangka panjang. ”Kita mendoakan jangan hanya temporer. Karena itu, tidak bisa dilakukan satu pihak saja, tapi harus ada kerja sama antara BI, OJK, LPS, dan Kemenkeu,” tuturnya seusai rapat di Kementeria­n Keuangan (Kemenkeu) Senin malam.

Dirjen Pengelolaa­n Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Robert Pakpahan menerangka­n, penguatan rupiah memberikan dampak positif terhadap per- mintaan surat berharga negara (SBN). ”Kalau rupiah melemah, yield kan cenderung naik karena harga obligasiny­a cenderung turun. Jadi, pe nguatan rupiah akhir-akhir ini membantu menurunkan yield SBN cukup signifikan,” jelas Robert saat ditemui di gedung DPR kemarin.

Ketua Perbanas Sigit Pramono mengatakan, saat ini rupiah sudah masuk soft currencies yang nilainya dipengaruh­i hard currencies seperti dolar AS dan yuan Tiongkok. Jadi, pengaruh eksternal terhadap rupiah sudah sangat besar. ”Naik turunnya rupiah sangat bergantung negara-negara hard currencies. Jadi, ini lebih ke faktor eksternal,” ujarnya. (owi/dyn/c9/kim)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia