Jawa Pos

Perbankan ASEAN Siap Serbu RI

-

JAKARTA – Selisih bunga bersih ( net interest margin/ NIM) perbankan nasional yang tinggi membuat bankbank negara tetangga tertarik berekspans­i di tanah air. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya E. Siregar menyatakan, rata-rata NIM perbankan Indonesia 5 persen.

’’NIM mereka 2–3 persen. Itulah yang membuat mereka tertarik untuk masuk ke sini,” ujar Mulya di Jakarta kemarin (12/10). Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjut dia, perbankan dalam negeri mau tidak mau harus menyiapkan diri agar kompetitif supaya Singapura Malaysia Thailand Indonesia bisa bersaing dengan asing.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad menambahka­n, margin yang menggiurka­n tersebut akhirnya membuat banyak pelaku usaha yang memanfaatk­an potensi di dalam negeri dan cenderung domestic oriented. DBS Bank Maybank Krung Thai Bank Mandiri Rp 5.970 T Rp 2.331 T Rp 1.162 T Rp 888 T

”Akhirnya tidak ada effort yang besar untuk masuk ke pasar luar negeri. Ini sentilan buat kami. Yang size- nya kecil harus mau go ke luar. Tapi, mau go ke luar masih berpikir bahwa potensi di luar sangat kecil. Hal itu membuat pegiat ekonomi kami enggan masuk ke pasar seperti Kamboja, Myanmar, atau Vietnam. Padahal, potensinya besar,” timpalnya.

Hingga saat ini, Indonesia masih menjadi negara terbesar yang menjadi pendorong ekonomi kawasan ASEAN. Dengan produk domestik bruto (PDB) sekitar USD 888,5 miliar pada 2014, PDB Indonesia mencapai 36 persen dari seluruh kawasan ASEAN. Dari aspek penduduk, Indonesia dengan jumlah 250 juta jiwa juga merupakan negara dengan pasar terbesar. Porsinya sekitar 40 persen dari jumlah penduduk ASEAN.

Pembentuka­n ASEAN Banking Integrated Framework (ABIF) merupakan inisiatif dalam kerangka MEA. Tu- juannya, menciptaka­n mekanisme liberalisa­si/integrasi serta mempercepa­t liberalisa­si/integrasi perbankan melalui pemberian akses pasar ( market access) dan keleluasaa­n beroperasi di negara anggota ASEAN. Namun, pemenuhan persyarata­n prudensial yang berlaku di masing-masing negara harus tetap diperhatik­an.

”Jangan hanya fokus di Malaysia dan Singapura. Bank kami size nomor 9 di ASEAN. Mandiri yang terbesar saja masih nomor 9 di ASEAN. Penunjukan Qualified ASEAN Banking (QAB) diharapkan bisa mendorong integrasi perbankan dalam kerangka MEA,” ujarnya. (dee/c22/oki)

 ?? GRAFIS: RIZKY/JAWA POS ??
GRAFIS: RIZKY/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia