Jawa Pos

Dihabisi Suami, Dibuat seolah Bunuh Diri

-

BANYUWANGI – Polisi bergerak cepat mengungkap kasus kematian Sugiatik, 35, yang disebutseb­ut gantung diri. Setelah menyelidik­i dan mendapat hasil otopsi, polisi menyatakan bahwa warga Dusun Tembakon, Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah, itu tewas karena dibunuh.

Dari serangkaia­n pemeriksaa­n saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyebut pelakunya adalah Istriyono, suami Sugiatik. Setelah mendapat cukup bukti, polisi menetapkan pria 42 tahun itu sebagai tersangka.

’’Tersangka langsung kami tahan. Sebab, alatalat bukti yang mendukung pembunuhan cukup kuat,’’ ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama di mapolres kemarin (12/10).

Menurut dia, korban meninggal bukan karena gantung diri. Dia dibunuh dengan cara dicekik menggunaka­n tali tampar. Sebelumnya, pelaku beralasan bahwa sang istri meninggal karena gantung diri.

Berdasar alat bukti dan hasil visum Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan, korban diketahui meninggal bukan karena kendat. Barang bukti yang sudah diamankan polisi, antara lain, tali, kayu yang digunakan untuk mengaitkan tali, dan hasil visum IKK RSUD. ’’Korban meninggal karena dijerat tali oleh suaminya,’’ jelas Bastoni.

Ketika dimintai keterangan oleh penyidik, Istriyono mengakui perbuatann­ya yang menghabisi nyawa sang istri. Aksi itu dilakukan pukul 05.40 pada Sabtu (10/10) saat Sugiatik tidur. Leher korban dijerat menggunaka­n seutas tali. Korban pun tewas seketika tanpa bisa melawan karena sedang menderita sakit kepala.

Selain berhasil menguak pembunuhan terhadap Sugiatik, polisi mengungkap motifnya. Di hadapan penyidik, Istriyono mengaku jengkel karena istrinya terjerat banyak utang.

Menurut warga sekitar, pasangan suami istri (pasutri) itu sering terlibat cekcok. Sugiatik yang sehari-hari membuka usaha pracangan dan berjualan rujak itu kerap didatangi bank titil. Korban sering meminjam uang. Banyaknya utang memicu cekcok di antara mereka.

’’Suaminya jengkel karena istrinya banyak utang. Banyak yang menagih setiap hari ke rumahnya,’’ ungkap Bastoni.

Kehidupan keluarga tersebut cukup sederhana. Istriyono bekerja serabutan. Di kampungnya, pelaku dikenal sebagai pembuat kandang ternak. Tampaknya, Istriyono jengkel dengan ulah istrinya yang kerap berutang tanpa sepengetah­uannya. (nic/c1/aif/c15/dwi)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia