Sejarah tanpa Superstar
Albania Lolos Kali Pertama ke Major Event
YEREVAN – Kualifikasi Euro 2016 sungguh menghadirkan banyak kontestan kejutan. Negara-negara ”tak lazim” tiba-tiba lolos otomatis ke sepak bola terakbar di Eropa tersebut. Setelah Islandia, Wales, dan Irlandia Utara, kini ada Albania. Hebatnya, mereka lolos bukan karena mvendapat durian runtuh, tapi benar-benar tampil perkasa.
Albania, misalnya, pernah mempecundangi Portugal di kandangnya sendiri! Negeri itu juga dua kali menahan imbang Denmark. Tiket lolos ke Prancis diperoleh setelah mengalahkan Armenia 3-0 dini hari kemarin (12/10). Loric Cana dkk mencetak sejarah. Posisi grup I cukup untuk mengantar mereka lolos ke major tour-nament untuk kali pertama.
”Kualifikasi kali ini sangatlah bersejarah,” ucap Armando Duka, presiden FSHF (PSSInya Albania), seperti dikutip Guardian. ”Kami tidak punya tim bertabur superstar. Tapi, para pemain memiliki hati dan spirit tinggi sebagai tim,” imbuhnya.
Cana dkk melakoni laga terakhir kualifikasi grup I dengan penuh gamang. Pada pertandingan sebelumnya Kamis lalu (8/10), Albania menyerah 0-2 kepada Serbia. Namun, gol bunuh diri Kamo Hovhannisyan, gol Berat Djimsiti (menit ke-24), dan Armando Sadiku (menit ke-52) membawa Albania berpesta.
Warga langsung turun ke jalan. Mereka berpawai, menyalakan kembang api, sambil mengangkat bendera merah berlambang elang hitam tinggi-tinggi. Kota Tirana bagaikan lautan merah. ”Saat kali pertama membela Albania 12 tahun silam, saya tidak pernah berpikir hari bahagia ini akan tiba,” ujar Cana penuh haru kepada Reuters.
Cana adalah salah seorang contoh putra bangsa yang setia pada ibu pertiwinya. Banyak pemain berdarah Albania yang bertebaran di liga-liga besar Eropa. Juga, bermain untuk timnas-timnas lain yang lebih hebat. Berada di perimeter perang Balkan memaksa banyak keluarga Albania bermigrasi ke negara yang lebih ramah. Misalnya, Jerman dan Swiss.
Alhasil, ada lima pemain Swiss yang berdarah Albania. Sebut saja Blerim Dzemaili, Xherdan Shaqiri, Granit Xhaka, Admir Mehmedi, dan Valon Behrami. Di Jerman, ada Shkodran Mustafi. Cana pun pernah ditawari kewarganegaraan Swiss dan Prancis.
Mundo Deportivo melansir, per 5 Maret 2014, 54 pemain beretnis Albania dipanggil negara-negara lain selama kualifikasi Piala Dunia 2014. Dari jumlah itu, 22 bermain untuk Kosovo, 5 pemain di Swiss, 4 orang di Makedonia, 2 pemain di Finlandia, 1 pemain di Jerman, dan 1 di Montenegro. Plus Adnan Januzaj yang membela Belgia.
Nah, ini saatnya Albania berbicara sendiri di pentas Eropa. Rata-rata pemain baru yang dipanggil pelatih Gianni de Biassi selama kualifikasi kali ini lahir saat era konflik. Dari 23 pemain, 13 orang masih di bawah 25 tahun. ”Ini generasi terbaik kami,” klaim Cana.
Sejarah sepak bola Albania sudah ada jauh sebelum FSHF dibentuk pada 1930. Di era modern, timnas mulai dibangun pada 2007. ”Kami menang, merebut tiga poin, dan mengamankan posisi runner-up grup,” kata De Biassi. Cana menimpali, ”Serbia akan duduk di depan televisi sambil minum bir, menonton kami bertanding di Prancis tahun depan!” (ren/c10/na)