KONI-Tim Transisi Matangkan Konsep
Perhelatan Pra-PON Sepak Bola
JAKARTA – Konsep Pra-PON sepak bola yang sentralistis di Jakarta mulai dimatangkan Tim Transisi PSSI dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Kemarin (12/10) di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dua lembaga tersebut membahas konsep dan teknis pelaksanaan Pra-PON sepak bola.
’’Kami sudah melakukan presentasi konsep Pra-PON yang sentralistis ke KONI. Prinsipnya, mereka sepakat dengan konsep itu,’’ ujar Cheppy T. Wartono, anggota Tim Transisi PSSI, setelah pertemuan. Hanya, lanjut dia, konsep tersebut masih harus dibicarakan lagi dengan Ketua Umum KONI Tono Suratman.
’’Sebab, yang datang dari pihak KONI dalam pertemuan tadi bukan para pengambil keputusan. Jadi, mereka masih membutuhkan waktu untuk merundingkan kembali pertemuan tersebut dengan ketua umum mereka,’’ ujar Cheppy. ’’Sebenarnya, undangan kami tujukan ke Pak Tono langsung biar pembahasan bisa lancar. Sayang, Pak Tono berhalangan hadir,’’ imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, KONI diwakili Ketua Tim Pengawas dan Pengarah PON Jawa Barat 2016 Eman Sanusi serta Amir Karyatin, ketua pembinaan hukum KONI. Dari Tim Transisi PSSI, Cheppy didampingi Saut Hamonangan Sirait. Tim Transisi berharap KONI bisa segera memberikan jawaban terkait dengan konsep sentralistis Pra-PON sepak bola tersebut.
Memang, dalam pertemuan itu, Cheppy kembali menjelaskan konsep Pra-PON yang akan terpusat di Jakarta dengan beberapa kota di sekitarnya. Perinciannya, total 32 provinsi akan dibagi ke dalam delapan grup dengan masing-masing grup diisi empat tim. Rencananya, Pra-PON tersebut digelar selama sepuluh hari, 20–30 November mendatang.
’’Dalam waktu dekat kami memanggil semua pelatih dan manajer untuk membahas teknis Pra-PON. Rencana kami, drawing pembagian grup dilakukan akhir bulan ini (Oktober, Red) atau awal bulan depan,’’ ujar Cheppy. ’’Jadi, sudah tidak ada pembagian zona wilayah seperti konsep lama yang cenderung tidak fair dan potensi meloloskan tuan rumah sangat besar,’’ katanya.
Di sisi lain, Saut Sirait menambahkan, untuk menghindarkan tim-tim besar saling bertemu lebih awal pada babak penyisihan grup, daerah-daerah yang dalam PON 2012 menempati peringkat delapan besar disebar ke delapan grup. ’’Tapi, itu masih rencana. Teknisnya bagaimana, akan dibahas lagi,’’ ujarnya. (dik/c5/ko)