Jawa Pos

Lebih Banyak Berlatih Terpisah

Mengenal Juara Loop 3X3 Competitio­n National Championsh­ip 2015 Tim basket 3X3 putra SMAN 71 Jakarta menjuarai Loop 3X3 Competitio­n National Championsh­ip 2015 di Gandaria City 8–11 Oktober lalu. Seperti apa latar belakang tim debutan yang berkarakte­r agre

-

ERLAN Perkasa, Shidqi Aditya, dan Kristoffer Joy adalah pebasket klub Pokeba, Jakarta Timur. Sedangkan Bryant Punyanan merupakan anggota Indonesia Muda. Mereka cukup terkenal di Jakarta dan sekitarnya. Empat pemain itu sama-sama bersekolah di SMAN 71 Jakarta dan mengharumk­an nama sekolah di pentas nasional.

Erlan Perkasa, Shidqi Aditya, dan Kristoffer Joy sama-sama mengikuti seleksi pembentuka­n tim basket DKI untuk Popnas 2015. Shidqi dinyatakan tidak lolos. Kemudian, Joy akhirnya mundur agar bisa fokus menjalani persiapan mengikuti Loop 3X3 Competitio­n National Championsh­ip 2015. Sementara itu, Bryant Punyanan tidak dipanggil untuk ikut seleksi.

’’Hanya Erlan yang lolos. Jadi, ini (Loop 3X3 Competitio­n National Championsh­ip 2015) ajang pembuktian bagi Joy dan Shidqi,’’ kata pelatih SMAN 71 Jakarta Addy Mulyadi.

Addy sangat senang melihat keberhasil­an anak asuhnya. Rasa bahagia mendalam pun tak bisa ditutupi Karin Lalisang yang juga menjadi bagian dari manajer tim tersebut. Dia juga merupakan orang tua Kristoffer Joy. ’’Siapa bilang mereka tidak mampu? That’s my son!’’ ujar Karin saat dimintai komentar sesaat setelah Joy dan kawan-kawan meraih kemenangan di partai final melawan IPH Surabaya.

Beberapa kali dia terlihat menangis bahagia sambil menyandark­an kepalanya di dada Joy yang berpostur tinggi besar. Selama ini, Karin selalu mendamping­i anaknya itu setiap kali bertanding. Dia juga amat mencintai rekan-rekan Joy.

Kebahagiaa­nnya bertambah karena para pemain berangkat ke Amerika Serikat untuk mendapat pelatihan dari pelatih profesiona­l di sana. ’’ Ya yang saya tahu seperti itu, selain hadiah jalan-jalan,’’ jelas dia.

Erlan Perkasa menyatakan, pada awalnya mereka tidak begitu yakin bisa menjadi juara. Namun, justru keraguan itulah yang membuat mereka tertantang untuk bisa menjadi yang terbaik. ’’Perjalanan kami sudah jauh. Maka, kami tidak boleh menyianyia­kan kesempatan,’’ ucapnya.

Di Amerika nanti, Erlan dan rekanrekan­nya ingin memanfaatk­an waktu untuk bersenang-senang. Di samping itu, mereka siap menjalani program dari panitia. Misalnya menjalani

’’Kalau ada waktu longgar, kami akan manfaatkan untuk refreshing,’’ sambungnya.

Erlan dan ketiga rekannya saling kenal sejak lama. Mereka saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena itu, mereka tidak merasa kesulitan dalam melaksanak­an program persiapan. ’’Kami sering tergabung dalam satu tim. Selain itu juga sudah sering saling berhadapan di berbagai kejuaraan basket,’’ tambahnya. (ydh/c19/tom)

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ?? BERPELUKAN: Kapten SMA Diponegoro Blitar Roziah menangis haru setelah timnya mengalahka­n SMA Tri Tunggal Semarang di laga final. Dia dan timnya berhak ke Amerika Serikat.
IMAM HUSEIN/JAWA POS BERPELUKAN: Kapten SMA Diponegoro Blitar Roziah menangis haru setelah timnya mengalahka­n SMA Tri Tunggal Semarang di laga final. Dia dan timnya berhak ke Amerika Serikat.
 ??  ?? basketball clinic.
basketball clinic.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia