Desain Beres, Kini Tinggal Masuk Lelang
Flyover Penghubung JLLB-Teluk Lamong
SURABAYA – Pembangunan jaringan interkoneksi jalan lingkar luar barat (JLLB) mulai digodok. Hari ini (13/10) pemkot bersama Kementerian Pekerjaan Umum, Pelindo III, pengelola tol Surabaya–Gresik, dan sejumlah pengembang berkumpul. Seluruh instansi itu akan membagi pengerjaan teknis proyek.
”Kami bagi-bagi tugas biar segera jalan,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Agus Imam Sonhaji kemarin (12/10). Menurut dia, rapat yang rencananya dilaksanakan di ruang sekretaris daerah itu akan membeberkan pembagian lahan yang dikerjakan pemkot dan Pelindo.
Sebelumnya, pembangunan jalan interkoneksi tersebut ditandai dengan groundbreaking pada akhir bulan lalu. Namun, kegiatan itu masih seremonial. Setelah pertemuan hari ini, baru ada kejelasan pengerjaan fisik. Rencananya, Pelindo bertugas membangun jalan layang dari pelabuhan menuju jalan tol. Sisanya yang berimpitan dengan ujung JLLB dibangun pemkot. Total, 80 persen jaringan jalan dibangun Pelindo.
Sesuai desain awal, jalan penghubung itu berupa flyover alias jembatan layang. Agus mengungkapkan, desain flyover tersebut sudah selesai. Namun, dokumen lelangnya masih disusun. ”Jalurnya ngawang. Dua jalur bolakbalik menuju Pelabuhan Teluk Lamong,” ucap Agus.
Menurut dia, pembangunan itu bakal menuntaskan masalah kelebihan beban di Jalan Kalianak. Setiap hari kawasan tersebut sering macet parah karena banyak kendaraan barang yang lewat. Apalagi, banyak titik jalan yang menyempit atau bottleneck. Salah satunya di Jembatan Branjangan. Padahal, Teluk Lamong belum beroperasi penuh.
Sementara itu, General Manager Tanjung Perak, anak perusahaan PT Pelindo III, Eko Hariyadi mengungkapkan, proyek flyover memang mendesak dikerjakan. Meski baru 10 persen Teluk Lamong yang beroperasi, kemacetan lalu lintas sudah terjadi di Jalan Kalianak dan Osowilangun. Jika sudah berjalan 100 persen, dalam sehari diperkirakan ada 1.000 truk yang keluar masuk pelabuhan.
Dia menyebutkan, sudah ada memorandum of understanding (MoU) untuk segera merealisasikan jembatan layang. Ada lahan Tanjung Perak yang akan dipakai, tepatnya di pintu gerbang Terminal Teluk Lamong. Tidak ada kompensasi yang diminta dari pemkot untuk pembangunan tersebut.
Rencananya, flyover baru bisa dibangun tahun depan. Sebab, tahun ini masih tahap tender. Targetnya, pada awal 2016 sudah ada konstruksi fisik. ”Akhir tahun depan harus sudah jadi,” ujar Eko.
Dia optimistis proyek segera tuntas. Sebab, pembangunan itu sudah pernah terwujud di Bali. Pelindo bersama Angkasa Pura membuat tol di atas laut yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, dan Nusa Dua.
Eko mengatakan, jika sudah terbangun, jembatan tersebut akan menampung kapasitas pelayanan kapal dan barang yang lebih besar. Pelayanan publik kian membaik. ”Ekonomi pasti meningkat,” katanya. (nir/c7/oni)