Jawa Pos

Eksporter Mencari Pasar Alternatif

Susah Bersaing dengan Negara Tetangga

-

SURABAYA – Ekspor Jawa Timur yang terus mengalami penurunan memicu eksporter Jatim yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Eksporter Indonesia (GPEI) Jatim mencari pasar alternatif. ’’Kami saat ini mulai menyasar ke Afrika Selatan, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Produk dari Indonesia seperti sepatu, garmen, plastik, tekstil, kertas, mebel, maupun makanan dan minuman bisa diterima di sana dan potensinya cukup bagus,” kata Ketua GPEI Jatim Isdarmawan Asrikan kemarin (15/10).

Selama ini, negara tujuan utama ekspor Jatim adalah Jepang, Amerika Serikat, maupun Swiss. Tiga negara tersebut menyumbang nilai ekspor Jatim pada September sebesar 33,19 persen.

Isdarmawan juga menyatakan, pasar-pasar nontradisi­onal seperti Afrika Selatan, Amerika Latin, maupun Timur Tengah selama ini hanya berkontrib­usi terhadap nilai ekspor sebesar 10 persen. ’’Kami ingin meningkatk­an kontri- businya menjadi 15 persen,” katanya. Hanya, ulas dia, harus ada dukungan pemerintah. Bentuknya bisa beraneka ragam, mulai insentif pajak, TDL, BBM, maupun gas industri, agar harga produksi bisa ditekan dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. ”Tujuannya, bisa bersaing dengan Tiongkok, Malaysia, maupun Thailand yang saat ini menjadi pesaing utama Indonesia sebagai pemasok kebutuhan di pasar nontradisi­onal,” tuturnya.

Sampai saat ini, selisih harga produk dari Indonesia dengan Tiongkok, Malaysia, maupun Thailand bisa mencapai 10–15 persen lebih murah mereka.

Industri mebel Indonesia juga sudah menyasar pasar nontradisi­onal seperti Timur Tengah. ’’Perekonomi­an negara Timur Tengah cenderung stabil. Tidak terlalu banyak gejolak. Mereka juga mempunyai negara-negara kaya seperti Arab Saudi, Dubai, Abu Dhabi, maupun Qatar,” jelas Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Abdul Sobur. (vir/c22/tia)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia