Pemkot dan Polisi Gagal Bujuk Unesa
Hari Ini Tetap Tutup Jalan
SURABAYA – Polisi dan pemkot terus berupaya membujuk petinggi Unesa (Universitas Negeri Surabaya) agar membatalkan penutupan Jalan Citraraya Unesa Rd. Kemarin (15/10) para pejabat dari polrestabes dan pemkot mendatangi kampus Unesa Ketintang. Mereka meminta penutupan jalan tersebut dikaji ulang. Namun, pertemuan itu belum membuahkan hasil.
Perwakilan Polrestabes yang datang ke Unesa adalah Kasatlantas AKBP Andre J.W. Manuputty. Dia ditemani Pelaksana Tugas (Plt) Kadishub Surabaya Irvan Wahyu Drajat serta Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (DPU CKTR) Eri Cahyadi.
Namun, para pejabat tersebut gagal bertemu langsung dengan Prof Warsono. Sebab, Warsono berada di Jakarta bersama Pembantu Rektor II Unesa Tri Wrahatnolo MPd MT.
Rombongan polisi dan pemkot lantas ditemui Pembantu Rektor III Unesa D. Ketut Prasetyo serta Pembantu Rektor IV Prof Djodjok Soepardjo. Pertemuan di ruang rektor itu berlangsung tertutup.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya AKBP Andre J.W. Manuputty menyatakan, pihaknya datang ke Unesa untuk bersilaturahmi
’’Suasana pertemuan cukup cair,’’ katanya.
Meski demikian, dia menyatakan, Unesa sementara tetap akan menutup jalan saat wisuda. Sesuai dengan rencana, Jalan Citraraya Unesa Rd ditutup total mulai pukul 12.00 hari ini. Jalan itu akan dibuka kembali untuk umum pada Minggu (18/10) pukul 18.00.
Meski demikian, Andre sempat menawarkan opsi agar penutupan tidak dilaksanakan. Dia menyatakan siap mengerahkan anggota untuk membantu proses wisuda. Selain polisi, petugas satpol PP dan dishub akan diturunkan untuk mengatur arus lalu lintas. ’’Utamakan dahulu kepentingan masyarakat, untuk umum. Kalau bisa, jalan jangan ditutup,’’ katanya.
Namun, tawaran tersebut belum mendapat jawaban dari Unesa. Alasannya, penutupan jalan merupakan keputusan rapat pimpinan (rapim) Unesa. Hingga kemarin, keputusan tersebut masih berlaku. ’’Rencana penutupan jalan itu tidak ujug-ujug (tiba-tiba, Red),’’ ujar Djodjok.
Karena itu, jika akan mengambil keputusan baru, pihaknya tetap harus berdasar pada rapim. Apalagi kemarin rektor tidak berada di kantor. Hingga pertemuan berakhir, orang nomor satu di Unesa itu juga belum menyampaikan pendapat.
Djodjok meminta semua pihak bersabar. Pihaknya akan berupaya mengambil langkah terbaik. Tetapi, jika pimpinan Unesa memutuskan tetap menutup total jalan, dia meminta semua pihak tetap menghormati. ’’Harus diterima,’’ katanya.
Mengenai speed bump, Djodjok menyampaikan bahwa ketinggian polisi tidur itu sudah sesuai dengan aturan, yakni 12 sentimeter. Bukan 15 sentimeter sebagaimana yang disebut banyak pihak selama ini. Djodjok menjelaskan, sebelum membuat speed bump, pihaknya melakukan pengukuran. Hal tersebut juga telah disampaikan kepada dishub. Kemarin dia juga menerima berkas tentang ukuran speed bump yang benar dari dishub.
Namun, pertemuan kemarin tidak membahas secara detail soal speed bump. Semua pihak lebih berfokus pada rencana penutupan jalan. Dishub hanya meminta Unesa menyempurnakan bentuk speed bump, terutama terkait dengan kelandaian yang kurang. Unesa berjanji menampung masukan terkait dengan penyem- purnaan sudut kelandaian speed bump. Namun, mereka belum memutuskan apakah akan mengubahnya atau tidak.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadishub Surabaya Irvan Wahyu Drajat menambahkan, sejatinya pemasangan speed bump tersebut sesuai dengan program public safety. Pihak sekolah maupun perumahan bisa membantu memasang speed bump selama bertujuan untuk keselamatan. ’’Tidak masalah. Hanya masalah komunikasi,’’ ungkapnya.
Plt Kepala DPU CKTR Eri Cahyadi tetap menegaskan, berdasar data, sejak awal 2000, ada rencana memfungsikan lahan tersebut sebagai jalan umum. Tetapi, saat ini rencana tersebut belum selesai. Karena itu, dia menyebut jalan itu merupakan jalan di tanah Unesa. (may/c5/oni)