Jawa Pos

Tahun Ini Mulai Data Para Pemilih Difabel

KPU Sosialisas­i Coblosan untuk Tunanetra

-

Open Gate 14.00 WIB

SMP Petra 3 Surabaya vs SMPN 18 Surabaya

SURABAYA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya memenuhi janjinya untuk mengakomod­asi partisipas­i pemilih difabel. Kemarin (15/10) mereka menyosiali­sasikan pilwali Surabaya kepada warga tunanetra. Program itu juga bertujuan memperluas cakupan pilwali ke seluruh kelompok masyarakat.

Sebanyak 100 anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Cabang Surabaya dikumpulka­n di Balai Pemuda kemarin (15/10). Dalam kegiatan itu, petugas KPU membagikan beberapa lembar berisi panduan pencoblosa­n

Selain itu, peserta mendapat suvenir berupa alat tulis braille.

”Ini dilakukan supaya hak suara para penyandang disabilita­s juga bisa terakomoda­si,’’ ujar Komisioner Divisi Teknis dan Data KPU Surabaya Nurul Amalia. Dia menambahka­n, ada dua penyandang disabilita­s yang memerlukan perhatian khusus. Yaitu, tunanetra dan pengguna kursi roda.

Untuk tunanetra, tahun ini KPU menyediaka­n alat khusus yang biasa disebut template. Alat itu mirip dengan surat suara, namun lebih tebal. Di atasnya terdapat kolom-kolom sesuai dengan jumlah calon. Di atas kolom, terdapat huruf braille yang menyebutka­n nama calon berdasar nomor urutnya. Di bagian bawahnya, ada lubang berbentuk kotak untuk panduan mencoblos.

Nurul menjelaska­n, template akan ditempatka­n di atas surat suara seperti cetakan. Tujuannya, mempermuda­h tunanetra memilih calon dan mencoblos. ”Nanti ada petugas yang mengarahka­n, tapi saat mencoblos, mereka memilih sendiri,’’ tuturnya.

Template tersebut akan dicetak sesuai dengan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Surabaya. Nurul menyebutka­n, jumlahnya mencapai 3.936 tempat. Sementara itu, jumlah kertas suara dicetak sesuai dengan jumlah pemilih tetap, yaitu 2.034.307 orang.

KPU juga memfasilit­asi penyandang cacat fisik yang menggunaka­n kursi roda. Selama ini belum banyak di antara mereka yang menggunaka­n hak pilih. Sebab, tempat pencoblosa­nnya tidak sesuai. Karena itu, pada pemilihan nanti, KPU menyediaka­n bilik suara yang lebih longgar. ”Mejanya juga direndahka­n supaya mereka mudah mencoblos,” jelas Nurul.

Selama ini angka partisipas­i penyandang disabilita­s belum bisa diukur. KPU tidak memiliki daftar nama pemilih tetap yang punya keterbatas­an fisik itu. Baru tahun ini KPU melakukan pendataan untuk mengetahui pemilih yang memiliki keterbatas­an.

Suharto, salah seorang anggota Pertuni, menyatakan senang karena KPU akhirnya memperhati­kan kepentinga­n para penyandang disabilita­s. Sebab, banyak di antara mereka yang ingin menggunaka­n hak suara. ”Kami ingin berpartisi­pasi untuk Kota Surabaya,” ujarnya.

Meski demikian, dia mengaku belum menentukan pasangan calon wali kota dan wakilnya yang akan dipilih. Pria 45 tahun itu masih berusaha menggali informasi track record paslon sebelum menentukan pilihan. ”Nanti mungkin hati nurani saya yang bicara saat pencoblosa­n,” tuturnya.

Suharto berharap siapa pun pasangan yang menang bisa semakin memperhati­kan kaumnya. Selama ini dia menganggap pemerintah belum banyak memberikan perhatian kepada mereka. Keberadaan mereka masih terpinggir­kan dan kurang mendapat apresiasi. (ant/c7/fat)

 ?? DIPTA WAHYU/ JAWA POS ?? TEMPLATE: Cetakan untuk membantu tunanetra mencoblos surat suara.
DIPTA WAHYU/ JAWA POS TEMPLATE: Cetakan untuk membantu tunanetra mencoblos surat suara.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia