Jawa Pos

Kembar Lima Komplet Pulang ke Rumah

-

SURABAYA – Lebih dari sebulan terpisah karena kondisi kesehatan, bayi kembar lima pasangan Hari Saputra dan Nia Rachmawati bakal berkumpul kembali. Hari ini Tim Neonatolog­i RSUD dr Soetomo mengizinka­n dua bayi yang selama ini berada di rumah sakit tersebut untuk pulang. Mereka menyusul tiga saudaranya yang pulang sejak Sabtu (12/9).

’’Untuk bayi itu, seluruh biaya dokter dan perawat tim neonatolog­i di RSUD dr Soetomo digratiska­n,’’ ujar anggota Tim Neonatolog­i RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpA(K). Alasannya, mereka merasa istimewa bisa merawat lima bayi kembar tersebut. Selain itu, penggratis­an tersebut merupakan wujud darmabakti tim neonatolog­i.

Dua di antara kembar lima yang dipulangka­n terakhir itu adalah Annisa Ramadhani dan Anindya Ramadhani. Annisa mengalami

( atau

kebocoran jantung

Dokter sempat merencanak­an operasi jika kebocoran tersebut tidak segera menutup.

Sementara itu, Anindya adalah bayi yang berat badannya paling kecil. Dia juga pernah mengalami pendarahan saluran pencernaan yang mengakibat­kan berat badannya turun. ’’Ketika lahir, bobotnya 1.000 gram, kemudian turun menjadi 800 gram,’’ katanya.

Namun, selama dirawat di NICU Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT), kondisi dua bayi tersebut terus membaik. Annisa tidak jadi merasakan meja operasi. Begitu juga Anindya yang berat badannya saat ini sudah mencapai 1.750 gram dan panjang 43 cm. ’’Annisa lebih besar. Berat badannya 1.950 gram dan panjang 45 cm,’’ tutur alumnus Unair itu.

Tim dokter juga telah melakukan pemeriksaa­n kondisi fisik. Mata dua bayi tersebut terbebas dari retinopath­y of prematurit­y ( ROP) yang biasanya menghantui bayi prematur. Hasil USG kepala pun menyatakan bahwa kondisi otaknya tidak bermasalah.

Ketika Jawa Pos mengunjung­i NICU GBPT kemarin (15/10), dua bayi tersebut sudah ditempatka­n di ruangan tersendiri. Alat-alat juga sudah lepas dari tubuhnya. Annisa dan Anindya mengenakan bedong merah muda. Ketika dokter Agus dan perawat hendak memeriksa kondisi dua bayi itu, Anindya menangis kencang.

’’Mereka sudah sering keluar inkubator. Mereka sekarang masih di inkubator karena kondisi ruangan dingin,’’ ucapnya. Dua bayi tersebut diletakkan di ruang berbeda karena tim dokter takut bayi-bayi itu tertular infeksi.

Sementara itu, orang tua bayi kembar lima tersebut tidak sabar menunggu dua bayi mereka agar bisa berkumpul dengan tiga saudaranya. Hari dan Nia mengaku lega karena kesempatan itulah yang setiap hari mereka tunggu. Bahkan, ayah dan ibu Hari pun ikut antusias. Mereka yang berasal dari Padang tersebut sudah datang ke Surabaya. ’’Mereka ingin menyambut si kecil,’’ jelas Hari.

Kehebohan pasangan Hari dan Nia pun begitu tampak kemarin. Boks yang rencananya dipakai untuk lima bayi ternyata tidak cukup. Mereka harus membagi siapa saja yang tidur di kasur dan boks. ’’Selama ini Rizky yang tidur di kasur. Sementara itu, Anindita dan Nasya di boks,’’ ceritanya.

Asisten rumah tangga pun juga ditambah. Sekarang ada dua orang yang membantu Hari dan Nia untuk merawat lima bayinya. Untuk ASI, Nia masih mengandalk­an milik pribadi. Menurut pengakuan Hari, stok ASI istrinya masih cukup. Bahkan, setiap hari istrinya masih melakukan pumping.

Pada Minggu kemarin (11/10) Rizky, Anindita, dan Nasya juga menjalani imunisasi yang kedua. Mereka mendapatka­n imunisasi hepatitis B. Namun, dua bayi yang masih di rumah sakit belum diberi imunisasi.

Rencananya, hari ini dua bayi kembar tersebut diantar pulang oleh seluruh tim dokter yang terlibat, bukan hanya dokter anak. ’’Dokter Relly Primariawa­n SpOG yang dulu terlibat saat inseminasi sampai kelahiran juga datang,’’ tutur Agus. (lyn/c20/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia