Realisasi Flyover Perlu Dipercepat
Kalianak-Osowilangun Kelebihan Beban Kendaraan
SURABAYA – Pembangunan proyek akses Terminal Teluk Lamong bakal dipercepat. Sebab, kondisi Jalan Kalianak dan Osowilangun sudah overload. Kemacetan pun menjadi bagian keseharian di jalan itu.
”Jalan menuju terminal peti kemas sudah kelebihan beban,” ujar Kepala Bidang Fisik, Sarana, Prasarana, dan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Pemkot Surabaya AA Gde Dwija Wardhana saat hearing dengan Pelindo di DPRD Surabaya kemarin (15/10).
Apalagi, kata Dwija, terminal multipurpose yang menjadi pengembangan lanjutan Pelabuhan Tanjung Perak itu saat ini sudah melayani pengiriman barang dengan rute internasional.
Dia mengungkapkan, saat ini total area pelabuhan hanya 15 persen dari keseluruhan rencana pembangunan pelabuhan. Yakni, 50 hektare di antara 350 hektare lahan yang akan dibangun secara berkelanjutan. Dengan kondisi itu, lalu lintas kendaraan barang menuju pelabuhan sudah begitu tinggi.
Masalahnya, satu-satunya akses hanya Jalan Kalianak dan Osowilangun. Akibatnya, setiap hari jalur tersebut macet. Tingkat kecelakaan cukup tinggi.
Karena itu, lanjut Dwija, pelabuhan tersebut harus memenuhi ketentuan yang dibikin pemkot. Agar tidak membebani jalan, harus ada akses jalan baru. Nanti jalur itu terintegrasi dengan jalan kota, yakni jalan lingkar luar barat ( JLLB) dan tol Romokalisari. ”Jangan sampai mereka berputar jauh ke utara,” katanya.
Dwija menambahkan, jalur koneksi JLLB-Teluk Lamong dibangun bersama oleh pemkot dan Pelindo III. Khusus flyover langsung dikerjakan Pelindo. Panjangnya sekitar 4,4 km. Dua instansi tersebut meneken memorandum of understanding (MoU) pada Mei lalu. Ketika itu, pemkot mendapat tugas menyosialisasikan dan membangun JLLB. Lalu, Pelindo membebaskan lahan warga yang terdampak pembangunan flyover.
Sementara itu, Asisten Kepala Biro Perencanaan Strategis Pelindo III Kokok Susanto menyadari konsekuensi dibangunnya Teluk Lamong. Sebab, dampak pembangunan proyek yang diinisiatori sejak 2012 itu bagi Surabaya cukup besar. Terutama kemacetan jalan menuju dan keluar pelabuhan.
Hingga bulan ini, Teluk Lamong menampung 120 ribu TEUs. Targetnya, setelah beroperasi penuh, kapasitas itu akan meningkat hingga 1,5 juta TEUs. Efeknya, pergerakan kendaraan barang dari jalan di Surabaya sangat tinggi. Karena itu, proyek flyover bakal dikebut.
Menurut Kokok, izin prinsip pembangun- an flyover dari Kementerian PU sudah keluar pada 29 Maret 2012. Bahkan, dokumen dari pusat mewajibkan pembuatan flyover lantaran kapasitas jalan di Kalianak dan Osowilangun tidak memenuhi lagi. Basic design juga sudah selesai. Rencananya, jalurnya bisa digunakan untuk dua truk besar dan satu lajur untuk sepeda motor. ”Sekarang kami berfokus pada percepatan,” ucapnya.
Alumnus ITS itu mengungkapkan, dokumen analisis dampak lingkungan (amdal) dari Kemenhub keluar pada 23 Februari. Namun, Kemenhub menyerahkan pengurusannya di BLH Provinsi Jatim. Menurut dia, izin pemanfaatan ruang (IPR) diajukan bulan ini. Pada Rabu (14/10) sudah diadakan sidang. Kokok mengungkapkan, pihaknya segera menyosialisasikan proyek tersebut kepada warga. ” Yang jelas, kami upayakan tidak lama lagi terbangun karena manfaatnya luar biasa,” katanya. (nir/c7/git)